Covid China Naik Jelang 'Minggu Emas', Lockdown Diperketat

CNN Indonesia
Selasa, 14 Sep 2021 20:35 WIB
China memperketat lockdown dan kebijakan pencegahan infeksi corona lainnya setelah Covid-19 meroket jelang libur panjang yang disebut 'Minggu Emas' bulan depan.
China memperketat lockdown dan kebijakan pencegahan infeksi corona lainnya setelah Covid-19 meroket jelang libur panjang yang disebut 'Minggu Emas' bulan depan. (Reuters/Aly Song)
Jakarta, CNN Indonesia --

China mulai memperketat kembali lockdown dan kebijakan pencegahan infeksi corona lainnya setelah kasus Covid-19 meroket menjelang libur panjang yang disebut "Minggu Emas" pada bulan depan.

CNN melaporkan bahwa pemerintah China memperketat aturan itu di sejumlah wilayah yang melaporkan kenaikan drastis kasus Covid-19 dalam beberapa hari belakangan, yaitu Putian dan Xiamen.

Di bawah aturan ini, sekitar 3 juta warga di Putian dan 5 juta penduduk di Xiamen dilarang meninggalkan kota jika bukan karena urusan esensial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang yang punya alasan kuat untuk bepergian juga harus menyerahkan bukti hasil negatif Covid-19 dengan usia tes maksimal 48 jam.

Khusus di Xiamen, pemerintah menerapkan lockdown di daerah perumahan yang terkena dampak lonjakan Covid beberapa hari belakangan. Warga di daerah-daerah itu tak diperbolehkan meninggalkan apartemen atau kompleks tempat tinggal mereka.

Pemerintah setempat juga menutup perpustakaan, museum, bar, bioskop, hingga tempat olahraga. Mereka juga membatalkan semua acara perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur yang dimulai pada Minggu (19/9).

Selain itu, pemerintah juga mewajibkan karantina lebih dari 3.000 orang yang kontak dekat dengan pasien Covid-19.

Kebanyakan dari mereka berasal dari satu sekolah klaster penyebaran pertama Covid-19 yang disebut-sebut sebagai penyebab lonjakan beberapa hari belakangan ini.

Klaster tersebut menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Putian dan Xiamen, yang merupakan dua daerah populer pariwisata di kawasan Fujian.

Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Fujian melaporkan total 59 kasus Covid-19 pada Senin (13/9). Dari keseluruhan kasus tersebut, 24 di antaranya terdeteksi di Putian dan 32 lainnya di Xiamen.

Klaster ini pertama kali ditemukan di satu sekolah dasar di Putian pada Jumat pekan lalu. Dua orang bersaudara di sekolah itu dilaporkan positif Covid-19 karena tertular dari orang tuanya yang baru pulang dari Singapura.

Sejak saat itu, kasus Covid-19 menyebar dengan cepat hingga menjangkiti lebih dari 100 orang di tiga kota di kawasan tersebut.

Salah satu pejabat lokal, Wu Haiduan, mengatakan bahwa penularan sangat sulit dihindari karena anak-anak harus dijaga orang dewasa.

"Jika anak-anak bisa dikarantina sendirian, kami akan mengarantina mereka sendiri. Jika mereka butuh orang tua untuk menemani, kami akan mengizinkan orang tua menjaga di ruangan sebelah sehingga mereka dapat berbincang sesekali," katanya kepada CNN.

[Gambas:Video CNN]

Hingga saat ini, China sebenarnya belum mendeteksi kasus Covid-19 baru yang berkaitan dengan klaster tersebut. Namun, NHC waspada karena diperkirakan 30 ribu orang keluar dari Putian dalam dua pekan sebelum klaster merebak.

Seorang ahli NHC yang dikirim ke Fujian mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 saat ini sangat parah dan rumit. Namun, ia tetap berharap dapat mengatasi lonjakan ini sebelum Minggu Emas bulan depan.

Libur nasional selama sepekan itu dimulai pada 1 Oktober. Minggu Emas ini merupakan perayaan besar di China dengan ratusan juta orang diperkirakan bakal memadati jalan tol, kereta, dan pesawat.

Tahun lalu saja, total 637 juta orang bepergian di dalam negeri selama Minggu Emas. Kini, jutaan orang pun mempertanyakan, mereka dapat merayakan Minggu Emas atau tidak.

(has)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER