Junta Myanmar Tembak Artileri, Jatuh Dekat Karantina Covid

CNN Indonesia
Jumat, 17 Sep 2021 20:20 WIB
Junta militer Myanmar menembakkan artileri ke dekat markas milisi rakyat di negara bagian Kachin. Sebagian artileri itu jatuh di dekat pusat karantina Covid-19.
Ilustrasi artileri. (AP/Tsafrir Abayov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Junta militer Myanmar menembakkan artileri ke dekat markas milisi rakyat di negara bagian Kachin pada Rabu (15/9). Sebagian artileri itu jatuh di dekat pusat karantina Covid-19.

Seorang warga di daerah Laiza mengatakan bahwa junta menembakkan artileri itu dekat markas milisi Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) sekitar pukul 22.00 waktu setempat.

"Kami mendengar suara tembakan keras. Ada sekitar lima berondongan tembakan," kata warga itu kepada The Irrawaddy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat bagian informasi KIA, Naw Bu, mengaku bingung militer menembakkan artileri ke kawasan tersebut, padahal milisi kelompoknya tak menyerang.

Bu juga mengungkapkan, beberapa peluru mendarat di dekat pusat karantina Covid-19 di desa Mai Sak Pa.

"Mengapa mereka menembak ketika mereka tahu itu adalah daerah permukiman sipil? Tidak ada posko KIA di sana. Itu desa," ujar Bu.

Sebelumnya, junta Myanmar juga menembakkan enam artileri di desa Mai Sak Pa tanpa alasan pada 3 Agustus lalu.

Tak hanya desa Mai Sak Pa, ketegangan militer juga terjadi di Kotapraja Tanai di Kachin. Kabarnya, pasukan junta menguasai Desa Tarong.

Bentrokan antara KIA dan junta militer ini sudah pecah sejak 11 Maret lalu. Saat itu, kubu KIA menyerang pasukan junta di kantor polisi wilayah Kachin dan Negara Bagian Shan.

Setelah itu, rezim militer Myanmar membalas dengan meluncurkan serangan artileri dan udara ke KIA dan warga sipil.

Secara keseluruhan, situasi di Myanmar memang sedang panas, terutama setelah junta militer mengudeta pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu.

[Gambas:Video CNN]

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa sejak kudeta, junta telah menewaskan sedikitnya 1.080 orang, termasuk remaja, anak-anak, aktivis mahasiswa, pengunjuk rasa, politisi, dan pengamat.

Selain itu, junta militer juga menyandera 177 orang yang mana merupakan keluarga dari aktivis anti-rezim militer.

Sementara itu, negara-negara Asia Tenggara terus mendesak Myanmar untuk menyelesaikan konflik dengan jalan kemanusiaan.

"Semua pihak harus memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, kepada Reuters, Rabu (8/9).

(pwn/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER