Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi menghadiri Sidang Umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat. Sejumlah isu penting dibawa Indonesia dalam sidang umum tersebut.
Retno menjelaskan, isu pertama terkait kerja sama mengatasi pandemi, termasuk bagaimana untuk mempersempit gap vaksin antara negara maju dan berkembang. Retno ingin terus mendorong kesetaraan vaksin bagi semua negara di dunia.
"Selain isu ini memang sudah menjadi prinsip Indonesia untuk terus diperjuangkan dari sejak awal pandemi, saya juga terus mendorong dan menyampaikan isu ini karena memiliki tanggung jawab tambahan, yaitu sebagai salah satu Co-Chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group," kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu kedua, lanjut Retno, yakni kerja sama antarnegara untuk pemulihan ekonomi dunia di masa pandemi.
"Dan isu ketiga, pada saat para Menteri Luar Negeri bertemu mereka akan bicara merespon beberapa isu yang menjadi perhatian dunia saat ini, antara lain Myanmar dan Afghanistan," tambah Retno.
Retno juga mengatakan, Sidang Umum PBB kali ini mengambil tema membangun ketahanan melalui harapan, pemulihan dari Covid-19, membangun keberlanjutan, memenuhi kebutuhan manusia, penghomatan terhadap hak asasi, dan revitalisasi PBB.
Sidang umum ini dilakukan secara hybrid atau kehadiran langsung dan virtual. Sidang Umum PBB ke-76 kali ini dipimpin oleh Abdulla Shahid yang juga Menlu Maladewa.
Selain itu, Retno juga menyebut, bahwa Presiden RI Joko Widodo akan menyampaikan pidato dalam Sidang Umum PBB pada Kamis (23/9) waktu Indonesia. Pidato akan disampaikan Jokowi secara virtual.
Selain itu, kata Menlu RI, dari ASEAN, hampir semua pemimpin menyampaikan statement secara virtual, kecuali Presiden Vietnam.
Retno menambahkan, terdapat 195 negara yang dijadwalkan berpartisipasi dalam Sidang Umum PBB ke-76.
"107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan statement secara virtual," ujar Retno.
(osc)