Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan bahwa dunia harus menanggapi secara serius uji coba rudal hipersonik yang dilakukan Korea Utara pada Selasa (28/9).
"Kami masih memeriksa peluncuran itu untuk memahami yang mereka lakukan, teknologi yang digunakan. Bagaimana pun, kami sudah berulang kali melihat pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional harus menanggapinya dengan serius," ujar Blinken.
Blinken kemudian menyatakan bahwa sikap Korut yang terus melakukan uji coba rudal ini meningkatkan "ketidakstabilan dan rasa tidak aman."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membicarakan masalah uji coba rudal Korut ini, AS, Inggris, dan Prancis sudah menyerukan rapat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (1/10).
Selain itu, Blinken juga menyatakan dukungan terhadap upaya Korea Selatan untuk meredam ketegangan di Semenanjung Korea.
"Tentu, jika ada upaya yang dapat meredam risiko yang ada, tentu akan masuk akal," ucap Blinken, sebagaimana dilansir AFP.
Korut kembali menjadi sorotan dunia setelah mengklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik alias melebihi kecepatan suara pada Selasa lalu. Mereka mengklaim, rudal hipersonik itu bisa membawa proyektil berdaya ledak nuklir.
Uji coba rudal itu disebut-sebut sebagai cara Korut menekan AS dan Korsel karena negosiasi terkait nuklir di antara ketiganya masih menggantung.
Di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, AS sudah berulang kali menawarkan pertemuan dengan perwakilan Korut di mana pun tanpa prasyarat.
Meski demikian, pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, menyebut tawaran AS untuk berdialog hanya trik murahan belaka. Kim menganggap pemerintahan baru AS hanya menebar kebijakan bermusuhan, tak ubahnya dengan sikap di masa lalu.
"Namun, (AS saat ini) menggunakan cara yang lebih licik dalam melakukannya," katanya.
(has)