Gorila Yatim Piatu Kongo Mati di Pelukan Pengasuh

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 14:21 WIB
Ilustrasi gorila. (AP Photo/Felipe Dana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu gorila gunung yatim piatu di Kongo yang fotonya sempat viral, Ndakasi, mengembuskan napas terakhir di pelukan pengasuhnya.

Taman Nasional Virunga, Kongo, menyatakan bahwa gorila itu mati pada 26 September usai mengalami sakit berkepanjangan.

"Ndakasi mengembuskan napas terakhirnya dalam pelukan pengasuh kesayangan dan teman sepanjang hayat, Andre Bauma," demikian pernyataan taman nasional tersebut, seperti dikutip CNN, Selasa (6/10).

Mereka menjelaskan bahwa Ndakasi mati setelah dirawat selama lebih dari satu dekade di salah satu fasilitas di taman nasional tersebut, Taman Senkwekwe Center. Senkwekwe Center merupakan satu-satunya fasilitas di dunia yang merawat gorila gunung yatim piatu.

Bauma merawat Ndakasi usai penjaga menemukan gorila itu di dekat ibunya yang sudah meninggal pada 2007. Saat itu, usianya baru dua bulan.

"Suatu kehormatan mendukung dan merawat makhluk yang penuh kasih seperti itu, apalagi mengetahui trauma yang diderita Ndakasi di usia yang sangat muda," kata Bauma dalam pernyataan.

Mengingat usianya yang masih belia, Ndakasi dianggap terlalu rentan untuk hidup di alam liar. Ia kemudian tinggal di Senkwekwe Center bersama gorila yang lain.

"Sifat manis dan kecerdasan Ndakasi membantu saya memahami hubungan antara manusia dan kera besar, dan mengapa kita harus melakukannya, melakukan segala daya untuk melindungi mereka," kata Bauma.

Bauma senang menganggap Ndakasi sebagai temannya. Dia mencintai gorila itu seperti anak kecil, Kepribadiannya yang ceria membuat ia tersenyum tiap kali berinteraksi dengan hewan yang dirawatnya itu.

"Dia akan dirindukan oleh kami semua di Virunga, tapi kami bersyukur atas kekayaan yang dibawa Ndakasi ke dalam hidup kami selama kami berada di Senkwekwe," tutur Bauma.

Ndakasi pernah tampil di sejumlah acara televisi dan film, termasuk dokumenter berjudul Virunga. Namun, yang membuatnya dikenal dunia adalah fotonya pada tahun 2019.

Dalam foto itu, Ndakasi bersama gorila betina lain, Ndeze, tampak natural di depan kamera. Satu berdiri bangga dengan pose kuat dan kaki terbuka lebar, sementara yang satunya lagi mencondongkan tubuh ke depan bak akan menembak bersama penjaga taman, Mathieu Shamavu.

"Keseharian di kantor," tulis Shamavu dalam keterangan yang viral usai dibagikan di Facebook.

Taman nasional itu menyatakan bahwa kematian Ndakasi kembali mengingatkan akan betapa penting melindungi gorial di habitat alami mereka.

"Yang mana mereka berkembang dan yang mana harapan hidup mereka tertinggi," tulis taman nasional itu.

Saat Ndakasi lahir pada 2007, gorila gunung terancam punah. Ibu Ndakasi ditembak milisi bersenjata sebagai bagian dari serangkaian pembantaian keluarga gorila.

Pembantaian itu menyebabkan reformasi kelembagaan dan keamanan di taman yang memperkuat perlindungan gorila gunung di Virunga.

"Selama [Ndakasi] hidup, spesies tersebut tumbuh hingga 47 persen, dari 720 individu pada 2007 menjadi sekitar 1.063 pada 2021," demikian pernyataan taman itu.

(isa/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK