Kasus Bunuh Diri Tentara AS Melonjak hingga 46 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 15 Okt 2021 11:25 WIB
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat melaporkan jumlah tentara aktif AS yang bunuh diri meningkat hingga 46 persen pada paruh kedua 2021.
Ilustrasi tentara Amerika Serikat. (John Moore/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah tentara aktif Amerika Serikat yang bunuh diri meningkat hingga 46 persen pada paruh kedua 2021.

Berdasarkan laporan terbaru Pentagon, dalam kurun waktu itu ada 60 personel aktif yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Angka ini meningkat dibanding periode yang sama di tahun lalu, dengan 41 orang.

Selain itu, jumlah kasus bunuh diri di antara personel militer yang aktif maupun cadangan sepanjang paruh waktu kedua 2021 ini mencapai 139 orang, naik 9 orang dibanding 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, jumlah keseluruhan personel militer yang meninggal selama pandemi Covid-19 melanda tercatat mencapai 67 orang.

Bulan lalu, militer juga merilis angka yang menunjukkan bunuh diri di kalangan angkatan bersenjata meningkat 15 persen di tahun 2020.

Merujuk pada data itu, ada 580 kasus bunuh diri di tahun 2020. Angka ini meningkat 76 dari tahun sebelumnya dengan 504 kasus bunuh diri.

Dari jumlah itu, angka kasus bunuh diri dari pasukan Angkatan Darat melonjak sekitar 35 persen, dari 76 menjadi 103 pada 2020.

Jumlah kasus bunuh diri tentara AD yang masih bertugas mengalami kenaikan nyaris 20 persen. Bunuh diri Korps Marinir meningkat 30 persen, dari 47 menjadi 62 kasus.

Di kalangan pasukan Cadangan Korps Marinir, kematian juga naik dari 9 menjadi 10 kasus bunuh diri.

Banyak para pemimpin senior resah dengan peningkatan angka bunuh diri itu. Mereka mendesak agar ada lebih banyak upaya untuk mengurangi jumlah kematian.

"Temuan ini meresahkan," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, seperti dikutip Associated Press, awal Oktober lalu.

Ia kemudian berkata, "Tingkat bunuh diri di antara anggota dan keluarga militer kami masih terlalu tinggi, dan tren kasusnya tak menuju ke arah yang benar."

Kasus bunuh diri sudah lama menjadi masalah di militer AS. Penyebabnya begitu kompleks dan tak bisa sepenuhnya dipahami.

Para pemimpin militer meyakini, pandemi Covid-19 menambah tekanan para anggota di antara tugas kemiliteran yang lain.

Pada 2020 lalu, pasukan militer diminta untuk turut menjalankan tes Covid-19 dan vaksinasi, padahal mereka juga sedang berjuang melawan virus itu.

Pasukan tersebut juga kerap dikerahkan ke zona perang yang berkelanjutan, bencana nasional, dan kerusuhan sipil yang disertai kekerasan.

[Gambas:Video CNN]

September lalu, hasil penelitian Cost of War Project dari Brown University dan Boston University menyimpulkan sebanyak 30.177 personel militer aktif dan veteran AS yang terlibat dalam perang pasca serangan 11 September (11/9) diperkirakan tewas karena bunuh diri.

Angka itu empat kali lebih tinggi dari 7.057 anggota militer yang tewas dalam pertempuran selama waktu itu.

"Kecuali pemerintah AS dan masyarakat AS membuat perubahan signifikan dalam cara mengelola krisis kesehatan mental di antara anggota layanan dan veteran kami, tingkat bunuh diri akan terus meningkat," demikian bunyi laporan militer.

"Itu adalah ongkos perang yang tak bisa kami terima."

Disclaimer kesehatan mental
(isa/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER