China menjawab ketakutan Amerika Serikat (AS) bahwa negara itu melakukan uji coba rudal hipersonik.
Negara Tirai Bambu itu membantah tuduhan AS yang menyatakan bahwa negaranya tengah menguji coba rudal hipersonik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengklarifikasi uji coba yang dilakukan pada Agustus adalah untuk pesawat ruang angkasa, bukan rudal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tes ini adalah eksperimen rutin pesawat ruang angkasa (yang dilakukan) untuk memverifikasi teknologi yang dapat digunakan kembali, yang sangat penting untuk mengurangi biaya penggunaan pesawat ruang angkasa," ujar Zhao, dikutip dari CNN.
Zhao menjelaskan, eksperimen ini dapat menjadi jalan bagi manusia untuk pergi ke luar angkasa dengan murah dan nyaman. Ia juga mengklaim banyak perusahaan sudah melakukan eksperimen serupa.
Pada Agustus lalu, China dilaporkan tengah melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang mengelilingi Bumi.
Melansir AFP, sejumlah sumber Financial Times menyebutkan bahwa rudal hipersonik tersebut dibawa oleh roket Long March pada orbit rendah. Sumber mengatakan bahwa rudal meleset dari sasaran lebih dari 20 mil atau sekitar 32 kilometer.
Berbeda dengan rudal balistik yang terbang ke luar angkasa dalam bentuk busur untuk mencapai target, rudal hipersonik terbang pada lintasan rendah di atmosfer dan berpotensi mencapai target dengan lebih cepat.
Lihat Juga : |
Rudal hipersonik juga disebut-sebut dapat terbang dengan kecepatan lebih tinggi dari lima kali kecepatan suara.
Selain diklaim memiliki rudal hipersonik, China juga dikabarkan memiliki kendaraan luncur hipersonik yang dikenal sebagai DF-ZF. Menurut Layanan Penelitian Kongres (CRS), kendaraan hipersonik ini setidaknya telah diuji sebanyak sembilan kali sejak 2014.
China, Amerika Serikat, Rusia dan lima negara lainnya memang diketahui tengah mengembangkan senjata berteknologi hipersonik.