Kronologi AS dan China Saling Gertak Soal Taiwan

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Okt 2021 10:03 WIB
Kronologi Amerika Serikat (AS) dan China saling gertak soal Taiwan. AS siap bela Taiwan jika diserang China.
Kronologi Amerika Serikat (AS) dan China saling gertak soal Taiwan. AS siap bela Taiwan jika diserang China. (Foto: AFP/PAUL J. RICHARDS)

Pada Agustus lalu, Biden berjanji dan bersikeras akan membela sekutu utama AS, termasuk Taiwan. Janji itu terlepas dari kegagalan penarikan pasukan dari Afghanistan yang justru akhirnya membantu Taliban menguasi negara tersebut.

Dalam kesempatan wawancara dengan ABC beberapa waktu lalu, Biden mengatakan AS akan mempertahankan komitmen suci untuk membela sekutu NATO di Eropa dan sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Pernyataan Biden yang bakal membela Taiwan jika diserang China dianggap bertentangan dengan kebijakan AS selama ini yang dikenal strategi ambiguitas dalam menyikapi hubungan China dan Taiwan. Dalam beberapa tahun belakangan, AS terus menunjukkan dukungan terhadap Taiwan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Komitmen itu kian kuat terutama ketika China memperkuat provokasinya di Selat Taiwan. Setiap kali militer China melakukan manuver di sekitar Selat Taiwan, AS selalu melansir pernyataan kecaman dan peringatan bahwa aksi Negeri Tirai Bambu tersebut dapat memicu ketegangan.

Tak hanya itu, hampir setiap bulan kapal AS berlayar di Selat Taiwan. AS juga beberapa kali mengajak militer negara lainnya untuk menggelar latihan di dekat Selat Taiwan, yang dianggap sebagai dukungan di tengah provokasi China.

Dulu, AS tak pernah secara terang-terangan membela Taiwan. Namun, AS mulai terbuka memasang badan untuk Taiwan pada 2018, ketika mereka meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA).

Selain itu, komentar Biden soal membela Taiwan juga muncul sebagai tanggapan atas laporan Financial Times yang mengatakan bahwa China telah menguji rudal hipersonik canggih dengan kapasitas nuklir yang terbang di sekitar planet ini sebelum mendarat, meskipun tidak tepat sasaran.

Laporan itu muncul ketika Amerika Serikat dan Rusia berlomba untuk mengembangkan senjata hipersonik mereka sendiri, yang lebih sulit untuk dipertahankan daripada persenjataan rudal balistik yang ada.

(ttf/chri)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER