Erdogan Akan Temui Biden Bahas Kisruh Pembelian Jet F-35

CNN Indonesia
Jumat, 29 Okt 2021 08:06 WIB
Presiden Recep Tayyip Erdogan kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membicarakan permasalahan kesepakatan pembelian jet F-35 dari AS.
Presiden Recep Tayyip Erdogan kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membicarakan permasalahan kesepakatan pembelian jet F-35 dari AS. (AFP/Olivier Matthys)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa ia kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membicarakan permasalahan dalam kesepakatan pembelian jet F-35 dari Amerika Serikat.

Erdogan mengatakan bahwa ia kemungkinan akan bertemu dengan Biden di sela pertemuan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, COP26, di Glasgow, yang berlangsung pada 31 Oktober-12 November mendatang.

"Tampaknya kami akan bertemu di Glasgow. Isu terpenting kami F-35," ujar Erdogan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana dilansir Reuters, permasalahan ini terkait dengan kesepakatan Turki untuk membeli F-35 dari AS. Di tengah kesepakatan ini, Turki juga membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia yang membuat AS murka.

AS kemudian membatalkan kesepakatan pembelian F-35 tersebut. Turki menyatakan bahwa keputusan itu tidak adil. Mereka pun meminta ganti rugi hingga US$1,4 miliar.

Menurut Erdogan, AS menawarkan paket jet-15 beserta perangkatnya yang sudah dimodernisasi. Namun, AS menyatakan bahwa mereka tak pernah mengajukan tawaran tersebut.

"Informasi yang saya dapat akan ada rencana ganti rugi dari mereka. Entah benar atau tidak, kami akan menanyakan kepada mereka," tutur Erdogan.

Ia kemudian berkata, "Lebih baik untuk membicarakan ini dengan Biden di tingkat tertinggi. Jika tawaran itu benar, kami bisa menyepakati itu."

Sementara itu, AFP melaporkan bahwa segala kesepakatan jual beli militer harus melalui persetujuan Kongres AS, di mana sentimen anti-Turki sangat kuat karena rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Erdogan.

Erdogan sendiri baru saja menuai kontroversi karena sempat menyatakan bahwa ia suda menyuruh menteri luar negerinya untuk mengusir sepuluh duta besar negara asing, termasuk Amerika Serikat.

Dalam pernyataan bersamanya, kesepuluh wakil negara tersebut menyerukan "penyelesaian yang adil dan cepat" terkait kasus yang menyeret tokoh aktivis Turki, Osman Kavala.

[Gambas:Video CNN]

Sejak penangkapan Kavala, berbagai organisasi internasional sudah menyerukan pembebasan aktivis itu. Menurut mereka, penangkapan Kavala hanya upaya untuk membungkam aktivis tersebut tanpa didukung bukti-bukti akurat.

Setelah Erdogan mengumumkan perintah pengusiran itu, kesepuluh negara tersebut mengaku belum mendapatkan kabar resmi dari Turki. Tak lama, Turki menyatakan bahwa mereka tak mengusir dubes tersebut.

Sejumlah media AS menyebut Erdogan ingin mundur perlahan dari kisruh tersebut agar tak menyulut perdebatan lebih panjang dengan sepuluh negara.

Ketika ditanya mengenai kabar tersebut, Erdogan berkata, "Bagaimana mungkin saya mundur? Saya yang menyerang. Tak ada kata mundur dalam kamus saya."

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER