Wilayah bagian timur laut China dilanda hujan salju terparah dalam 100 tahun yang menyebabkan penurunan suhu hingga 14 derajat Celsius.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa karena begitu lebat hujan tersebut, tumpukan salju di kawasan Liaoning mencapai 51 centimeter. Tumpukan salju itu merupakan yang tertinggi sejak 1905.
Berdasarkan laporan Reuters, hujan salju ini menyebabkan pembatalan penerbangan, penutupan jalan, dan gangguan transportasi publik sejak Selasa (9/11). Stasiun bus dan kereta api juga ditutup, kecuali di Kota Dalian dan Dandong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Meteorologi Provinsi Liaoning dan Jilin juga mengeluarkan peringatan tertinggi terkait badai salju yang melanda daerah itu.
Kepala Badan Ramalan Cuaca di Observatorium Meteorologi Provinsi Liaoning, Zhou Chunxiao, mengatakan bahwa hujan salju di barat provinsi itu merupakan yang terburuk dalam 70 tahun terakhir, sejak 1951.
Sementara itu, otoritas wilayah timur laut China juga bekerja keras untuk membuat rumah penduduknya tetap hangat. Beberapa langkah yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan produksi energi dan mengimpor batu bara.
Sebagian besar wilayah China, termasuk daerah timur laut, memang sempat mengalami pemadaman pada Mei lalu karena harga energi melonjak akibat pasokan batu bara yang terbatas.
Di tengah peningkatan harga ini, pihak berwenang mengimbau pasar untuk menurunkan harga kebutuhan pokok sembari meningkatkan pasokan pangan.
Menjelang musim dingin kali ini, pemerintah China juga sudah mengimbau warga untuk memasok pangan. Para warga di sejumlah kawasan pun mulai menimbun kubis.
Seorang nenek 62 tahun, misalnya, rela mengantre demi membeli kubis yang bakal menemaninya melewati musim dingin.
"Jika terjadi hujan atau salju dan Anda tidak bisa keluar, setidaknya Anda memiliki sayuran di rumah," kata nenek itu.
(pwn/has)