Krisis, Bapak di Afghanistan Jual Dua Anak Perempuan untuk Dinikahi

CNN Indonesia
Rabu, 24 Nov 2021 20:03 WIB
Seorang bapak di Afghanistan rela menjual dua anak perempuannya untuk dinikahi demi menghidupi keluarganya di tengah krisis ekonomi sejak Taliban berkuasa.
Ilustrasi. (Reuters/Parwiz)

UNICEF mengungkap, satu laporan kredibel menunjukkan ada keluarga yang menawarkan anak perempuan mereka yang baru hidup selama 20 hari untuk menikah di masa depan, demi imbalan mas kawin.

Tak hanya itu, banyak pula orang tua menjual anak mereka untuk membayar utang. Ada kasus di mana pemilik tanah mengambil anak perempuan 9 tahun karena ayah si anak tak mampu membayar sewa, kata Frogh.

Frogh juga menceritakan kasus seorang ayah yang meninggalkan kelima anaknya di sebuah masjid karena tidak bisa memberi makan mereka. Ketiga gadis itu, semuanya diperkirakan berusia di bawah 13 tahun, kemudian dinikahkan pada hari yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah kasus telah meningkat pesat karena kelaparan. Orang tidak punya apa-apa dan tidak bisa memberi makan anak-anak mereka. Ini sepenuhnya ilegal dan tidak diperbolehkan dalam agama," tutur Frogh.

Frogh mengatakan bawha perempuan yang masih muda berisiko tinggi mengalami pemerkosaan dalam perkawinan, kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi, dan komplikasi kehamilan berbahaya.

"(Pernikahan) itu menghancurkan hidup mereka, secara psikologis, emosi, fisik, dan kesehatan seksual. Perempuan-perempuan ini sering diperlakukan bak pelayan dan budak," kata aktivis perempuan Afghanistan lain, Jamila Afghani.

Krisis ekonomi di Afghanistan memang kian parah setelah Taliban berkuasa karena berbagai entitas internasional mencabut bantuan ke negara itu. Sejumlah negara juga membekukan aset Afghanistan.

Di tengah krisis ini, Taliban lantas memohon Kongres Amerika Serikat agar dapat mencairkan aset Afghanistan bernilai miliaran dolar.

Menteri Luar Negeri Afghanistan di rezim Taliban, Amir Khan Muttaqi, menyatakan ancaman terbesar yang dialami Afghanistan saat ini adalah masalah finansial.

"Akar dari masalah ini adalah aset warga negara kami dibekukan oleh pemerintah Amerika," kata Muttaqi seperti dikutip AFP.

"Kami berharap anggota Kongres Amerika Serikat akan memikirkan dengan serius permintaan kami ini. Saya minta, agar pintu hubungan di masa depan terbuka, aset bank sentral Afghanistan dicairkan dan sanksi atas bank kami dicabut."

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER