100 Hari Taliban, Afghanistan di Ambang Kehancuran

CNN Indonesia
Kamis, 25 Nov 2021 09:46 WIB
Afghanistan berada di ambang kolaps di 100 hari kepemimpinan rezim Taliban yang merebut kekuasaan pemerintahan pada Agustus lalu.
Perempuan Afghanistan yang kembali dihadapkan dengan kekangan Taliban. (Foto: REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)

Afghanistan di Ujung Kebangkrutan

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan sistem keuangan di Afghanistan bakal mengalami kejatuhan.

Peringatan mereka sampaikan dalam laporan tiga halaman tentang perbankan dan sistem keuangan Afghanistan merujuk pada rasio kredit macet yang sudah meningkat 57 persen sampai dengan September kemarin.

Karena masalah itu, mereka menyebut bank di Afghanistan bakal gagal bayar uang nasabah mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, rezim Taliban juga terancam bangkrut setelah jumlah uang kas yang dimiliki terancam habis pada akhir tahun. Taliban juga terus mendesak negara Barat, terutama Amerika Serikat, mencairkan aset-aset Afghanistan yang mereka bekukan.

Afghanistan menyimpan aset senilai hampir US$9,5 miliar (Rp135,3 triliun) di bank sentral AS, Federal Reserve.

Sementara di negara-negara Eropa lainnya seperti di Bank for International Settlements, aset negara itu ditaksir mencapai US$1,3 miliar (Rp18,5 triliun).

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, negara-negara Barat menangguhkan hubungan dengan Afghanistan, termasuk menyetop aliran bantuan dan pembekuan aset-aset negara tersebut.

Seorang pejabat tinggi bank sentral Afghanistan, Shah Mehrabi, mengatakan situasi keuangan Afghanistan kini semakin putus asa. Ia mengatakan rezim Taliban hanya memiliki uang tunai yang cukup menjaga Afghanistan kira-kira sampai akhir 2021 saja.

Krisis ekonomi pada akhirnya mempersulit keadaan warga Afghanistan sendiri. Seorang bapak di Afghanistan bahkan harus rela menjual anak perempuannya demi uang.

Fazal, si bapak, menjual kedua putrinya yang berusia 13 dan 15 tahun untuk dinikahi dengan laki-laki berumur terpaut jauh di atas mereka.

Dari penjualan anak itu, Fazal menerima $3,000 atau setara Rp42 juta. Jika uangnya habis, Fazal mungkin harus menjual anak perempuannya yang berumur 7 tahun.

"Saya tidak memiliki cara lain untuk memberi makan keluarga saya dan melunasi utang saya. Apa lagi yang bisa saya lakukan? Saya sangat putus asa dan berharap saya tak harus menjual anak perempuan termuda saya," kata Fazal kepada Reuters.

Tak hanya itu, UNICEF mengatakan ada keluarga yang menawarkan anak perempuan mereka yang baru hidup selama 20 hari untuk menikah di masa depan, demi imbalan mas kawin.

(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER