China Pernah Minta RI Setop Bor Minyak dan Gas di Laut Natuna

CNN Indonesia
Rabu, 01 Des 2021 19:12 WIB
Beijing mendesak pemerintah RI untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas di Laut Natuna yang merupakan ZEE Indonesia.
Bakamla RI mengawasi kapal China. (Dok.Bakamlazx)

Saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/12), Muhammad Farhan membenarkan pernyataannya di Reuters. Meski demikian, ia tidak mengetahui secara terperinci mengenai waktu protes diplomatik China ke RI terkait sengketa di Laut Natuna.

"Saya tidak tahu pasti. Yang jelas, pemerintah menyampaikan dalam taklimat (pertemuan dengan DPR) tentang protes China serta tanggapan pemerintah Indonesia atas surat tersebut," tutur Farhan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menyampaikan kalau ia tak bisa mengonfirmasi informasi yang terkuak ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak bisa mengkonfirmasi isi dari berita tersebut. Selain itu, komunikasi diplomatik, termasuk melalui nota diplomatik, bersifat tertutup," kata Faizasyah ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (1/12).

CNNIndonesia.com juga sudah mencoba menghubungi Kedutaan Besar China di Jakarta, namun tak mendapatkan respons hingga berita ini dipublikasi.

Tensi di kawasan itu terlihat ketika perusahaan Noble Clyde Boudreaux tiba di blok Tuna, Laut Natuna, untuk melakukan pengeboran pada 30 Juni. Menurut data pergerakan kapal, Kapal Penjaga Pantai China berada di kawasan itu, 'ditemani' Kapal Penjaga Pantai Indonesia.

Menurut analisis Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI), kapal Indonesia dan China saling membayangi kawasan gas alam dan minyak di LCS selama empat bulan berikutnya.

Selain itu, tinjauan gambar dan data dari AMTI dan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), menunjukkan keberadaan kapal riset China, Haiyang Dizhi 10, tiba di daerah blok D-Alpha, Laut Natuna, pada akhir Agustus. Kapal ini mengitari wilayah sengketa selama tujuh minggu.

Menurut data pemerintah RI, cadangan minyak dan gas di wilayah itu bernilai hingga $500 miliar (Rp7.177 triliun).

"Berdasarkan pola pergerakan, sifat, dan kepemilikan kapal, sepertinya (kapal riset China tadi) sedang melakukan survei ilmiah terhadap wilayah D-Alpha," kata Jeremia Humolong, peneliti di IOJI.

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER