Israel Disebut Rekrut Ilmuwan Iran Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz

isa | CNN Indonesia
Jumat, 03 Des 2021 16:11 WIB
Badan intelijen Israel, Mossad, disebut merekrut ilmuwan Iran dalam operasi sabotase Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Nuklir Natanz di Iran pada April lalu.
Fasilitas nuklir Iran. (AP Photo/ISNA, Hamid Foroutan)

Pemerintah Israel tidak secara terbuka mengomentari serangan itu selain mengakui bahwa ledakan itu memang terjadi.

Meskipun intelijen Amerika Serikat dan Israel menyatakan serangan tersebut menyebabkan ledakan, mereka juga berasumsi itu merupakan serangan siber yang sudah berkembang.

Sebelumnya, Natanz juga pernah menargetkan komputer AS-Israel atau yang dikenal dengan Stuxnet pada 2009-2010. Imbas serangan itu, centrifuge pengayaan uranium rusak parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan terbaru dari Jewish Chronicle itu muncul saat Israel, sekali lagi, berusaha mengganggu pemulihan hubungan AS-Iran dalam kesepakatan nuklir 2015.

Di masa pemerintahan Donald Trump, Washington menarik diri dari kesepakatan itu.

Usai AS keluar dari kesepakatan itu, Iran lalu menyusul mencederai komitmen yang sudah dibuat berdasarkan kesepakatan Nuklir 2015. Di antaranya memurnikan uranium-235 ke kemurnian yang lebih tinggi dan terus bertambah.

Jika Iran bergabung kembali pada kesepakatan nuklir, sanksi ekonomi yang diberikan AS akan dicabut. Sebagai gantinya, Teheran akan menerima pembatasan ketat soal pengembangan nuklirnya.

Iran mengaku siap mematuhi kesepakatan jika AS bergabung pakta nuklir itu.

Sementara itu, Israel secara konsisten menuduh Iran diam-diam menghindari pembatasan dan terus berupaya mengembangkan senjata nuklir.

Namun, otoritas agama Iran telah menetapkan senjata nuklir bersama dengan semua senjata pemusnah massal, bertentangan dengan hukum Islam.

Merespons keputusan ulama Iran, pihak berwenang Teheran menyatakan uranium itu digunakan untuk pembangkit listrik dan penelitian medis.

November lalu, pemerintah Israel menyetujui anggaran US$1,5 miliar atau Rp21 miliar untuk menyusun dan melatih rencana serangan potensial terhadap fasilitas nuklir Iran seperti Natanz.

Intelijen Israel secara terbuka menolak laporan bahwa Iran tak melakukan pengembangan senjata atau peningkatan uranium.

Awal pekan ini, intelijen Israel dilaporkan memberikan bukti kepada AS bahwa Iran bersiap untuk memurnikan uranium hingga 90 persen U-235, yang merupakan tingkat senjata nuklir. Iran sejauh ini hanya mengaku menyempurnakan hingga 60 persen U-235.

Sumber intelijen mengatakan Iran masih membutuhkan satu hingga dua tahun untuk mengembangkan teknologi senjata yang memadai untuk mengubah uranium dengan kemurnian tinggi menjadi bom yang bisa digunakan.

(bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER