Sejak Agustus, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan sekolah serta bekerja. Mereka bahkan mengatur cara pakaian sampai ruang gerak perempuan.
Padahal, tak lama usai berhasil merangsek ke istana presiden di Kabul, Taliban berjanji akan menghargai hak warga sipil utamanya perempuan.
Bahkan sebelum Taliban menguasai Afghanistan, banyak perempuan di Provinsi Ghazni kehilang pendidikan menengah karena masalah seperti jarak, kemiskinan, pernikahan dini dan konflik yang terjadi di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar enam kilometer di desa terpencil, Jangalak, gadis berusia 19 tahun yang bernama Zahra turut menghadiri kelas dari SCA.
Taliban mengizinkan dia dan beberapa orang lain bersekolah meskipun pelajaran mengenai kewarganegaraan dan patriotisme diganti pelajaran agama.
"Saya lihat Taliban setiap hari saat saya tiba di sekolah, (Taliban) tak bermasalah dengan kita," tutr Zahra.
Namun, di beberapa wilayah lain, pelajar perempuan lain yang sebelumnya sudah terdaftar di sekolah negeri tak bisa keluar rumah usai Taliban mengambil kendali Afghanistan.
Data kementerian pendidikan Afghanistan pada 2106 menunjukkan hanya satu dari lima perempuan Afghanistan yang bisa baca-tulis. Angka ini jauh jika dibandingkan dengan laki-laki yang bisa baca tulis mencapai 60 persen.
Wakil Kepala kebudayaan provinsi Ghazni, Mansoor Afghan, membenarkan penangguhan soal sekolah.
"Kami harus mencari uang untuk membayar gaji para guru," kata Mansoor.
kurikulum sekolah juga perlu dinilai baik atau buruknya, dan lebih banyak guru yang dipekerjakan.
Lihat Juga : |
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen memperkirakan sekolah menengah atas akan dibuka bagi perempuan saat musim semi.
Bahkan jika itu terealisasi, langkah yang diinginkan para gadis di Langar dan Nawabad untuk masuk ke universitas dan menjadi apapun yang mereka mau tak bisa tercapai.
"Kami berharap mereka akan membuka kembali perguruan tinggi dan saat kami selesai dari SMA, kami bisa masuk kampus tanpa halangan," ujar Shafiqa, yang bercita-cita menjadi dokter.
(isa/bac)