Larangan les privat dan bimbel yang dilakukan pemerintah China ditujukan salah satunya demi mengurangi beban finansial terhadap keluarga. Selama ini, beban finansial akibat biaya pendidikan dinilai Beijing menyebabkan angka kelahiran menurun di China.
Namun, kebijakan pemerintah China dinilai masih perlu dipikirkan kembali, mengingat masih banyak orang tau di negara itu yang membutuhkan guru privat bagi anak mereka. Tak hanya itu, tarif guru privat yang semakin mahal juga menjadi beban tersendiri bagi orang tua.
Beberapa waktu lalu, salah satu kota di China, Shenzen, melakukan inspeksi terhadap lebih dari 5.000 pusat pembelajaran dan bimbel, pun juga menutup ratusan dari mereka. Tak hanya itu, tim inspeksi juga mencari guru yang menyamar sebagai penyedia layanan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat isu ini, Wang Zheng, mengatakan bahwa industri pendidikan swasta kini melakukan gerakan bawah tanah untuk tetap 'hidup.'
"Mereka kini melakukan tutor satu-satu dengan menyamar sebagai pembantu rumah tangga dan penyedia layanan lain. Jauh dari bangkrut, biaya yang dibutuhkan mungkin lebih banyak," tutur Wang.
"Namun, risikonya tinggi dan ini mungkin memengaruhi pembelajaran murid. Sangat berbahaya secara psikologis untuk menyuruh anak-anak melakukan ini (les privat) diam-diam ketika mereka biasanya melakukan ini secara terbuka," ujar Wang menambahkan.
(pwn/bac)