Jurus Korsel Jadikan BTS-Hallyu Mesin Diplomasi dan Cuan Negara

CNN Indonesia
Jumat, 24 Des 2021 07:10 WIB
Tak hanya jadi kebanggaan nasional, Demam hallyu yang mendunia pun turut menjadi ladang pendapatan yang tak sedikit bagi pemerintah Korsel.
Salah satu sudut di Kota Seoul. (Foto: istockphoto/artran)

Jalan Panjang Korsel Populerkan Hallyu

Profesor Andrew mengatakan saat ini Korsel menjadi negara pengekspor budaya populer terbesar di dunia bersanding dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

Keberhasilan itu, kata Andrew, dibangun Korsel tak setahun atau dua tahun saja. Ia mengatakan hallyu sejatinya merupakan perjalanan panjang industri hiburan Korsel yang berlangsung selama kurang lebih 3 dekade.

Medio 1990-an, Korsel mulai memutar otak untuk diversifikasi perekonomian yang semula mengandalkan manufaktur ke industri lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di akhir 1990 dan awal 2000, presiden Korsel saat itu, Kim Dae Jung, mengamati bahwa nilai pendapatan film Hollywood Jurasic Park sama seperti nilai ekspor mobil Hyundai asal negaranya di tahun yang sama.

Fenomena itu pun menggugah Kim untuk monetisasi budaya pop Korsel dan membuatnya mengglobal.

Members of K-pop girlband Foto: AFP/-KOREA POOL)
Girlband Red Velvet saat tampil di Korea Utara

Andrew mengatakan fenomena hallyu berawal dari kemunculan K-drama yang memperkenalkan gaya hidup warga Korea.

Pelan tapi pasti, drama-drama Korea tersebut kemudian menggiring para penonton mengenal kehidupan pop masyarakat Korsel, cara berpakaian, kebiasaan, sampai jenis masakan yang dimakan.

Dari situ, para penikmat K-drama mulai penasaran dan tertarik dengan berbagai produk makanan, model baju, gaya rambut, kosmetik, hingga gaya hidup orang-orang Korsel.

Andrew mengatakan industri hiburan dan budaya Korsel yang berkembang sangat pesat tak lepas dari peran pemerintah.

Meski tak secara langsung terlibat dalam prosesnya, menurut Andrew, pemerintah Korsel tetap memainkan peran penting memajukan hallyu.

"Saya yakin, pemerintah Korsel tidak pernah menyangka (hallyu) akan menjadi sebesar ini. Saya yakin mereka kaget. Tapi, mereka sadar akan besarnya potensi ini sehingga memaksimalkan peluang dan keuntungan yang ada," kata Andrew.

"(peran pemerintah) itu seperti membantu mempromosikan budaya Korsel, membantu mencari pasar yang tepat untuk konten-konten hiburan Korsel," ujarnya menambahkan.

Andrew mengatakan Korsel sampai membentuk Center for Promotion of Cultural Industry pada 2000 sebagai ujung tombak pemerintah membantu mempromosikan ekspor budaya mereka. Korsel bahkan menganggarkan 1 persen APBN untuk mendukung industri budaya dan hiburan.

Selain itu, Andrew menegaskan faktor ekonomi tak luput membantu budaya pop Korsel mendunia. Kedudukan Korsel sebagai 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, katanya, tak luput membantu perkembangan industri budaya dan hiburan nasional.

Dengan stabilitas perekonomian itu, Andrew memaparkan, pemerintah Korsel sanggup menginvestasikan lebih banyak modal dan sumber daya lainnya untuk membantu mempopulerkan hallyu.

"Kesuksesan ekonomi membuat para entrepreneur produk-produk budaya dengan kualitas tinggi, menarik, dan sophisticated. Perekonomian yang maju membuat mereka dapat memanfaatkan strategi marketing yang efisien," ucap Andrew.

Kini, pemerintah dan masyarakat Korsel pun semakin mengapresiasi dan menghargai hallyu, yang menurut Andrew telah menjadi kebanggaan nasional dan sumber pemasukan negara yang menjanjikan.

"Sekarang, bangsa Korea sangat mengapresiasi dan menjaga budaya hallyu yang telah menjadi kebanggaan nasional dan aset negara," katanya.

(rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER