Tentang Kelompok Sayap Kanan Hindu di India

CNN Indonesia
Rabu, 29 Des 2021 07:42 WIB
Kelompok sayap kanan Hindu di India tengah disorot karena dugaan aksi pembakaran patung Yesus saat natal di negara itu.
Perdana Menteri India Narendra Modi banyak didukung kelompok sayap kanan. (Prakash SINGH / AFP)

BJP Makin Populer, Modi Terangkat

BJP terus mendapatkan popularitas di tingkat nasional dan negara bagian. Di negara bagian Gujarat, seorang tokoh kunci bernama Narendra Modi menjabat sebagai menteri utama pada 2001.

Karena ia dibesarkan dalam keadaan miskin dan dari kasta rendah, Modi adalah tokoh inspirasi bagi banyak umat Hindu dan anggota kasta rendah.

Ia juga merupakan anggota seumur hidup RSS, sebuah organisasi Hindu ultrakonservatif yang mengabdikan diri untuk melestarikan dan memulihkan identitas Hindu di India, khususnya melalui pembentukan negara Hindu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RSS, Shiv Sena, dan Vishva Hindu Parishad (VHP) tetap terikat erat. Banyak anggota organisasi ini menjadi pemimpin di BJP.

Pada 2002, nama Modi menjadi terkenal baik secara nasional maupun internasional saat serangkaian kerusuhan Hindu-Muslim terjadi di negara bagian Gujarat.

Saat kereta peziarah Hindu kembali dari Ayodhya, kereta itu diserang dan dibakar oleh massa yang terdiri dari 1.000-2.000 penduduk desa yang diyakini beragama Islam. Enam puluh peziarah tewas dalam serangan itu.

Serangan kereta api menyebabkan kerusuhan besar-besaran di Gujarat. Apa yang membuat kerusuhan ini begitu kontroversial adalah tanggapan dari pemerintah BJP dan Modi.

Organisasi hak asasi manusia dan cendekiawan mengklaim BJP terlibat dalam kerusuhan dan gagal merespons dengan tepat; beberapa pegamat menyebutnya sebagai "pembersihan etnis."

Lebih dari 2.000 orang, mayoritas Muslim, tewas dalam kerusuhan berikutnya. Kemudian 150 ribu lainnya mengungsi dan berakhir di kamp-kamp pengungsi.

Sebuah penyelidikan dari Mahkamah Agung akhirnya menemukan bahwa tindakan Modi tidak untuk dituntut, namun laporan tersebut masih menyebut Modi memiliki sikap diskriminatif yang membenarkan pembunuhan orang tak bersalah.

Kontroversi seputar peran Modi dalam kerusuhan tidak menodai reputasinya di mata BJP. BJP menunjuk Modi sebagai calon perdana menteri mereka pada 2013.

Sepanjang kampanye di tahun berikutnya, Modi berusaha menarik diri dari retorika Hindutva yang menjadi strategi andalan menggaet massa.

Alih-alih fokus ke perkembangan ekonomi cepat Gujarat, BJP secara keseluruhan masih menggunakan retorika nasionalis, termasuk para pemimpin yang menyerukan pengusiran Muslim dari daerah-daerah Hindu dan para pengkritik Modi untuk pindah ke Pakistan, demikian dikutip Asian Studies.

Pengajuan larangan penyembelihan sapi tetap menjadi agenda, dan ia tak akan mengecam pernyataan tersebut.

Modi juga menolak meminta maaf atas insiden kerusuhan 2002.

Saffronisasi India berjalan dengan baik pada tahun 2014. Sama seperti pendeta Hindu mengenakan jubah safron, nasionalis Hindu juga menghiasi warna tersebut untuk menandakan keyakinan politik dan agama mereka.

Pada pemilu 2014, BJP bahkan menguasasi hampir seluruh distrik di India utara dan barat. Di jalan-jalan, kelompok-kelompok Hindu yang main hakim sendiri seperti Bajrang Dal dan VHP berpatroli di lingkungan sekitar India dengan tujuan menegakkan kode moral Hindu.

Taktik yang digunakan oleh kelompok ini termasuk menghentikan truk yang mengangkut sapi untuk disembelih, memukuli atau membunuh pengemudi. Mereka juga melecehkan pasangan untuk merayakan hari raya Barat seperti Hari Valentine, atau menyerang perempuan karena berpakaian terlalu bebas.

Modi terus menjauhkan diri dari RSS dan kelompok Hindu radikal lain dalam pidato publiknya.

Namun kebijakan BJP dan pemilihan kepemimpinan menunjukkan bahwa partai tersebut menolak menjunjung tinggi nilai-nilai sekuler. Modi juga menerbitkan buku yang menyoroti kehidupan dan kontribusi anggota RSS.

Indikator paling jelas dari ikatan BJP dengan identitas Hindu radikal terjadi pada Januari 2017. Saat itu, BJP memilih Yogi Adityanath sebagai menteri utama (gubernur) Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India dan wilayah runtuhnya Masjid Babri.

Hindu Radikal Yuva Vahini

Yogi Adityanath merupakan seorang biksu India dan pendiri kelompok militan radikal Hindu, Hindu Yuva Vahini. Kelompok ini telah berpartisipasi dalam banyak upaya, termasuk kampanye perlindungan sapi publik, perjuangan melawan pernikahan Hindu-Muslim, dan Ghar Wapsi, konversi massal orang-orang Kristen dan Muslim ke Hindu.

Adityanath memiliki 'catatan hitam' terkai seruan kekerasan terhadap komunitas Muslim. Seruan itu di antaranya membunuh 100 Muslim untuk setiap orang Hindu yang terbunuh.

Niat BJP menjauh dari akar sekuler negara itu, terlihat dari penunjukan seorang pemimpin agama radikal sebagai kepala menteri negara bagian terbesar di India serta diam-diam dukungan strategi kekerasan terhadap komunitas minoritas.

Implikasi yang lebih luas terkait kekerasan etnis dan agama sayangnya merupakan pengalaman umum di sebagian besar dunia. Namun, pergeseran menuju nasionalisme Hindu selama beberapa dekade terakhir memiliki implikasi keamanan potensial di luar politik dalam negeri.

Pertama, India dan Pakistan menjadi negara nuklir pada tahun 1998. Meskipun India telah mengembangkan senjata nuklir sejak tahun 1970-an, uji coba tahun 1998 terjadi di bawah arahan pemerintah BJP yang baru terpilih. Tak lama setelah itu, Pakistan menanggapi dengan uji coba nuklirnya sendiri.

Tes tersebut mengakibatkan sanksi internasional terhadap kedua negara, tetapi tidak menghilangkan program nuklir.

Pada tahun 1999, kedua negara terlibat dalam perang lain di Kashmir, setelah pasukan Pakistan menyusup ke batas wilayah.

Bangkitnya nasionalisme Hindu dan keunggulan BJP memiliki potensi konsekuensi besar bagi hubungan India dengan Pakistan.

Sudah terbukti bahwa nasionalis Hindu mengambil pendekatan yang jauh lebih keras dalam hal keamanan, terutama yang berkaitan dengan Muslim atau Pakistan.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER