AS Restui Pfizer untuk Vaksin Booster Anak 12 Tahun ke Atas
Lembaga Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui suntikan vaksin booster Covid-19 Pfizer-BioNTech bagi anak berusia 12 tahun pada Senin (3/1).
FDA juga menyetujui dosis booster Pfizer-BioNTech untuk anak-anak 5-11 tahun dengan gangguan kekebalan tubuh, termasuk yang pernah menerima transplantasi organ.
Lihat Juga : |
Keputusan FDA diambil ketika AS diserang "tsunami" infeksi Covid-19 akibat penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Gelombang baru Covid-19 di AS juga terjadi ketika jutaan anak kembali menggelar sekolah tatap muka di tahun ajaran baru usai libur musim dingin.
FDA mengatakan lampu hijau vaksin booster ini diambil setelah melihat data dari Israel yang telah memberikan dosis booster kepada ribuan anak 12-15 tahun.
"Tidak ada masalah keamanan baru yang muncul," kata FDA seperti dikutip AFP.
Selain itu, FDA juga mengurangi waktu jeda antara dua dosis awal vaksin dengan dosis booster dari enam bulan menjadi lima bulan bagi segala usia.
FDA mengatakan lebih dari 4,1 juta orang berusia 16 tahun ke atas di Israel telah menerima booster mulai lima bulan setelah dosis kedua vaksin Covid-19.
"Otorisasi vaksinasi booster untuk dilakukan pada lima bulan dari pada enam bilan karena itu dapat memberikan perlindungan lebih baik dan lebih cepat bagi individu terhadap varian Omicron yang sangat menular," ucap FDA.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) masih perlu memberikan persetujuan akhir terkait keputusan FDA ini. Keputusan CDC diharapkan keluar dalam beberapa hari mendatang.
Amerika Serikat saat ini mencatat rata-rata sekitar 400.000 kasus Covid baru setiap hari. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pandemi dimulai dua tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Angka rawat inap juga meningkat, tetapi tidak pada tingkat yang sama pada awal pandemi dan untuk saat ini tetap di bawah rekor.
Rawat inap anak-anak yang sakit dengan Covid-19 juga meningkat.
Meski begitu, pihak berwenang AS berkeras mengizinkan sekolah tatap muka sebisa mungkin.
"Kami menyadari mungkin ada beberapa hambatan di jalan, terutama beberapa pekan ke depan ini dengan para guru terjebak dalam lonjakan Covid nasional," kata Menteri Pendidikan AS Miguel Cardona kepada Fox News.
"Tetapi tujuannya adalah pembelajaran tatap muka penuh waktu bagi siswa kita. Mereka sudah cukup menderita," ucapnya menambahkan.
(rds)