Kerusuhan semakin menjadi-jadi sehingga polisi menembakkan gas air mata. Suasana pun makin kacau.
Kementerian dalam Negeri Kazakhstan mengatakan delapan pasukan keamanan tewas dan 317 lainnya mengalami luka-luka.
Tak lama setelah itu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan status darurat di kota besar seperti Almaty, Mangystau dan Ibu kota Nur-Sultan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu memperbarui status itu menjadi darurat nasional di hari yang sama.
Status itu berlaku dari 5 hingga 19 Januari. Dalam aturan tersebut jam malam juga akan diberlakukan dari pukul 23.00 hingga 07.00 pagi waktu setempat. Pembatasan keluar masuk dari kedua kota itu pun dalam pengawasan ketat.
Di hari itu pula, Tokayev menerima surat pengunduran diri kabinet pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin. Posisi itu, kemudian digantikan oleh Alikhan Smailov.
Situasi yang terus memanas membuat Tokayev meminta bantuan blok keamanan yang dipimpin Rusia (CSTO) untuk meredam demo di negaranya.
CSTO merupakan aliansi militer keamanan yang dipimpin Rusia dan beranggotakan negara bekas Uni Soviet seperti Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan.
Tokayev kini mengambil alih urusan keamanan nasional dan sudah memecat KepalaDewan Keamanan Nasional, Karim Masimov, imbas kekacauan ini.
Dalam pidato yang disiarkan Kamis (6/1), Tokayev menilai "geng teroris" yang dilatih pihak asing tengah merebut dan menduduki infrastruktur negara serta persenjataan.
(isa/bac)