Pemerintah Inggris akan mengerahkan pasukan ke sejumlah rumah sakit di London. Para tentara itu bakal membantu staf medis yang kini jumlahnya berkurang akibat lonjakan varian Omicron.
Para tenaga kesehatan di Inggris diketahui banyak yang terinfeksi Covid-19.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, sekitar 200 personel pasukan bersenjata akan bergabung dengan tenaga kesehatan di ibu kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih rinci, pengerahan itu meliputi 40 personel militer medis dan 160 petugas layanan umum.
"Laki-laki dan perempuan dari pasukan bersenjata kami sekali lagi bergerak mendukung rekan-rekan mereka yang berdedikasi di NHS (Layanan Kesehatan Nasional) saat bekerja bahu-membahu melindungi bangsa dari Covid-19," kata Sekretaris Kemenhan Inggris, Ben Wallace, dikutip AFP, Jumat (7/1).
Wallace kemudian menuturkan, pasukannya telah memberikan waktu yang berharga untuk membantu upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 selama pandemi.
"Baik mengemudikan ambulans, memberikan vaksin atau mendukung pasien di rumah sakit, dan mereka harus bangga dengan kontribusi dalam upaya nasional," lanjut dia.
Banyaknya nakes yang terpapar Covid-19 turut memicu menekan sistem kesehatan di Inggris.
Kepala eksekutif Konfederasi NHS, Matthew Taylor, mengatakan ada ribuan staf NHS yang tak bisa bekerja. Pengerahan pasukan itu, memang membantu tapi tak signifikan, kata dia.
"Memiliki 200 orang tambahan akan membantu tetapi itu hanya sebagian kecil dari apa yang akan terus menjadi situasi yang sangat sulit," ucap Taylor.
Merespons minimnya staf medis yang sehat, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, mengatakan rumah sakit berada dalam "situasi perang."
Banyak kelompok rumah sakit yang juga menyatakan dalam "situasi kritis" karena layanan penting terancam.
Inggris tengah menghadapi amukan Covid-19. Pada Selasa (4/1) lalu, negara ini mencetak rekor kasus harian dengan 218.714 kasus.
Hingga kini, total kasus Covid-19 di Inggris mencapai 11.9 juta, dan 130 ribu kematian.