Kepada AS, Rusia Klaim Tak Berencana Serang Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jan 2022 03:00 WIB
Rusia mengungkapkan tidak berencana menyerang Ukraina. Hal itu disampaikan kepada Amerika Serikat dalam diskusi di Jenewa, Senin (10/1). (Foto: AFP/Natalia Kolesnikova)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia mengungkapkan tidak berencana menyerang Ukraina. Hal itu disampaikan Rusia kepada Amerika Serikat pada Senin (10/1) ketika kedua negara tersebut sepakat supaya ketegangan yang terjadi tak berubah jadi konfrontasi besar.

Dalam proses negosiasi tujuh jam di Jenewa, perwakilan Rusia dan AS sama-sama berencana untuk terus berdiskusi walau tidak ada indikasi terobosan besar dari hal tersebut.

Seperti diberitakan AFP pada Senin (10/1), negosiasi itu terjadi di tengah kekhawatiran invasi Rusia terhadap tetangganya yang pro-Barat, Ukraina. Sehingga, Moskow menuntut konsesi luas dari AS dan sekutu NATO-nya.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan telah meyakinkan mitranya dari AS, Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman, bahwa ketakutan itu tidak berdasar.

"Kami menjelaskan bahwa kami tidak memiliki rencana, tidak ada niat untuk 'menyerang' Ukraina. Tidak ada alasan untuk takut akan eskalasi dalam hal ini," kata Sergei Ryabkov kepada wartawan setelah pembicaraan.

Sedangkan Menteri Sherman mengatakan pihaknya menawarkan langkah timbal balik dengan Rusia mengenai diskusi rudal dan latihan militer. AS juga siap untuk bertemu Rusia lagi untuk membahas hal tersebut.

Namun, AS juga memberikan peringatan apabila Rusia menginvansi Ukraina. Peringatan disampaikan karena Rusia tidak memberikan jaminan bakal menarik kembali pasukan yang telah dikumpulkan di dekat Ukraina.

Setelah pembicaraan Senin di Jenewa, perwakilan Rusia bakal bertemu Dewan NATO di Brussels pada Rabu (12/1).

Terpisah, Kepala NATO Jens Stoltenberg sebelumnya mengatakan akan memperingatkan Rusia tentang 'biaya besar' sebuah invasi.

"Kami bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang jalan ke depan, proses, serangkaian pertemuan," kata Stoltenberg sebelum berbicara dengan wakil perdana menteri Ukraina di Brussels.

Permasalahan di Ukraina diperkirakan juga bakal mendominasi pertemuan Dewan Permanen Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) yang diselenggarakan di Wina pada Kamis (13/1).



(afp/chri)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK