Foto satelit menunjukkan pengerahan pasukan Rusia di Belarus hingga bocah Maroko, Rayan, meninggal dunia setelah lima hari terjebak di dalam sumur meramaikan berita internasional selama akhir pekan.
Berikut kilas berita internasional selama Sabtu dan Minggu kemarin.
Rayan, anak laki-laki yang terperangkap selama lima hari di sebuah sumur sedalam 32 meter daerah Maroko Utara meninggal dunia. Pemerintah setempat mengumumkan hal tersebut sembari menyampaikan rasa dukanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan yang disiarkan media pemerintah pada hari Sabtu (6/2) waktu setempat, menyebutkan bocah itu telah meninggal sebelum penyelamat datang menyelamatkannya.
Raja Maroko Mohammed VI juga menyampaikan belasungkawa kepada orang tua anak tersebut.
"Menyusul kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak Rayan Oram, Yang Mulia Raja Mohammed VI menelepon orang tua anak laki-laki yang meninggal setelah jatuh dari sumur," kata pernyataan itu mengutip Aljazeera, Minggu (6/2).
Citra satelit terbaru memperlihatkan Rusia mengerahkan pasukan besar-besaran ke Belarus yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Pengerahan pasukan itu disebut yang terbesar sejak Perang Dingin.
Pengerahan pasukan besar-besaran ini terpantau melalui citra satelit perusahaan swasta asal Amerika Serikat, Maxar Technologies, yang dirilis pada Minggu (6/2).
Dalam citra satelit itu terlihat unit-unit militer yang dilengkapi dengan rudal, pelontar roket, dan jet penyerang. Unit militer itu dikerahkan di tiga lokasi yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.
Warga Suriah menceritakan kondisi mereka saat serangan yang menewaskan pemimpin ISIS itu terjadi di Suriah, Kamis (3/2) malam.
Abu Omar, seorang warga Suriah, bercerita bahwa di malam itu para warga terbangun karena mendengar suara deru helikopter militer. Akibat suara itu, masing-masing dari mereka berkumpul di ruang bawah tanah, gudang, dan kamar tidur.
Tak lama, sebuah suara dengan seruan bahasa Arab menggelegar lewat pengeras suara. Saat itu, pasukan Amerika Serikat memerintahkan penghuni dari salah satu rumah di daerah mereka untuk menyerahkan diri.
"Semua orang akan aman jika Anda menyerah," kata Abu Omar mengulangi pernyataan saat itu, seperti dikutip New York Times, Sabtu (5/1).
China menunjuk atlet Uighur menjadi salah satu pembawa obor dalam upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Penunjukkan atlet Uighur ini dilakukan ketika China terus dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis minoritas Uighu rdan Muslim lainnya di Xinjiang.
Pada Olimpiade Beijing yang digelar Jumat (4/2), China menunjuk dua atlet untuk menyalakan obor yang menjadi simbol dimulainya Olimpiade. Salah satu atlet tersebut bernama Dinigeer Yilamujiang, yang belakangan diketahui merupakan seorang warga Uighur.
(rds)