Seorang dokter unit gawat darurat di sebuah rumah sakit Prancis mengeluhkan masalah kekurangan staf akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Dokter Abigael Debit bercerita waktu kerjanya sering kali habis hanya untuk mencarikan ranjang bagi pasien Covid-19, entah di klinik swasta miliknya atau di rumah sakit lain. Padahal, itu tak masuk dalam tugasnya sebagai dokter yang lebih krusial.
Namun, Debit mengaku harus melakukan banyak hal sendirian saat bertugas lantaran rumah sakit sudah kekurangan staf akibat banyak yang kelelahan atau tertular Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada staf yang cuti karena sakit. Dan ada pengunduran diri kala berbagai gelombang Covid melanda, jadi ada kelelahan yang nyata," ujar Debit seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (12/1).
Debit mengatakan, karyawan yang berhenti dan peningkatan pekerja kesehatan yang harus cuti karena terpapar Covid ikut andil dalam masalah kekurangan staf ini.
Sementara itu, bangsal pasien terisi dengan cepat dan membuat prosedur tak darurat harus mengalami penundaan.
"Kami memiliki lebih sedikit ranjang di bangsal perawatan intensif, dan lebih sedikit ranjang di bangsal Covid, dibandingkan saat gelombang pertama," kata Debit saat diwawancarai di rumah sakit Saint Camille.
UGD yang dijaga Debit harus tetap menerima pasien darurat, namun pasien Covid-19 mengisi sepuluh dari 13 ranjang yang ada di unitnya tersebut. Sementara itu, 29 ranjang rumah sakit di tempat ia bekerja juga penuh.
Ternyata, sebanyak 80 persen pasien tersebut belum divaksin.
Meski data menunjukkan varian Omicron menimbulkan gejala yang tak separah Delta, peningkatan infeksi akibat varian ini tetap membuat sistem kesehatan Prancis kewalahan.
Pada Selasa (11/1), Prancis melaporkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 368.149 kasus.
Di saat lonjakan kasus Covid-19 dan ancaman kekurangan tenaga kesehatan, ratusan pekerja medis melangsungkan protes karena gaji dan kondisi kerja.
Pandemi Covid-19 disebut memperburuk situasi dan tunjangan kerja bagi para tenaga medis di Prancis yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
"Covid menjadi kambing hitam yang sesuai, tetapi itu bukan alasan mengapa staf kelelahan. Staf telah kelelahan selama bertahun-tahun," kata seorang staf medis yang berdemo, Isabelle Pugliese.
Sementara itu , Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran menilai masih terlalu dini untuk tahu apakah lonjakan Omicron sudah mencapai puncak di negara itu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berfokus pada vaksinasi dan memperketat perbatasan bagi orang yang tak divaksin.