Rusia menganggap dialog keamanan dengan Amerika Serikat dan NATO pekan ini tak berjalan semestinya.
Moskow mengatakan banyak ketidaksepakatan dan perselisihan tentang masalah mendasar dalam pembicaraan tersebut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengangga momen pembicaraan imi lebih seperti upaya AS dan NATO menekan Moskow, terutama soal pengerahan pasukan di dekat perbatasan Ukraina yang dinilai mengancam Kiev.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peskov mengatakan dua putaran pembicaraan antara Rusia dan AS-NATO menghasilkan sejumlah "nuansa positif", tapi Moskow membutuhkan hasil konkret, bukan hanya nuansa.
Pembicaraan Rusia dan AS-NATO ini difokuskan pada serangkaian tuntutan keamanan dari Moskow terhadap Washington dan sekutu.
Peskov turut menyinggung draf undang-undang sanksi AS terhadap Moskow yang rencananya menargetkan pejabat tinggi pemerintah dan militer Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin. Sanksi itu dijatuhkan AS jika Rusia terus menerapkan kebijakan yang mengancam Ukraina.
Menanggapi hal ini, Peskov menilai menjatuhkan sanksi pada Putin sama saja dengan memutuskan hubungan antara Moskow dan Washington.
Lihat Juga : |
"Kami melihat munculnya dokumen dan pernyataan seperti itu sangat negatif dengan latar belakang serangkaian negosiasi yang sedang berlangsung, meskipun tidak berhasil," kata Peskov, seperti dikutip dari AFP, Kamis (13/1).
Menurutnya, langkah-langkah sanksi yang diusulkan tidak berkontribusi pada suasana konstruktif di dalam negosiasi.
Diketahui, Rusia telah menakut-nakuti Kiev dan Barat dengan mengerahkan pasukan dan tank untuk latihan di dekat Ukraina. Kegiatan ini memicu kekhawatiran bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk menyerang Ukraina.
Moskow membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya bebas mengerahkan pasukan di wilayahnya sendiri.