ANALISIS

Gelagat China Menekan RI usai Xi Jinping Telepon Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jan 2022 08:38 WIB
Gelagat China menekan RI secara halus usai Presiden Xi Jinping menelepon Jokowi beberapa hari lalu.
Kapal patroli Bakamla RI berjaga-jaga di Laut Natuna. (Arsip Bakamla)

Selain soal pelarangan ekspor batu bara, Rezasyah juga menggarisbawahi pembicaraan petinggi negara itu terkait isu Natuna yang menyangkut penggalian minyak dan gas alam.

Agustus lalu, kapal riset China, Hai Yang Di Zhi 10, terdeteksi di perairan Natuna. Menurut peneliti Ocean Justice Initiative (IOJI), kapal tersebut tengah melakukan riset.

Kemudian pada Desember lalu, IOJI juga mendeteksi upaya gangguan yang dilakukan kapal China Coast Guard 6305 (CCG 6305) terhadap aktivitas eksplorasi minyak dan gas di Wilayah Kerja (WK) Tuna, di ZEE Indonesia Laut Natuna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama kemudian, Beijing melayangkan protes ke Kementerian Luar Negeri RI terkait pengeboran minyak dan gas alam dilakukan Indonesia di wilayah LCS. Mereka meminta Jakarta menghentikan pengeboran sumber daya alam itu.

Namun, pemerintah Indonesia bersikap tegas dengan meneruskan pengeboran lantaran wilayah itu bagian dari hak kedaulatan negara ini.

Pembicaraan Xi dan Jokowi baru-baru ini, menurut Rezasyah, juga sebagai bentuk ketidakpuasan mereka atas tanggapan RI.

"Pascanota protes China, menunjukkan ketidakpuasan China atas tanggapan dari birokrasi Indonesia. Karena itu, China membuka ruang dialog baru, langsung antar Presiden."

Ketidakpuasan itu juga bisa disebut sebagai wujud tekanan China soal natuna. Rezsyah berkata, "Ya tekanan halus. Konon surat China belum kunjung dibalas."

Selain itu, tindakan Xi juga menunjukkan China ingin memperkuat posisinya dalam menghadapi negara-negara yang mengklaim wilayah LCS di ASEAN serta kesepakatan Inggris, Australia dan Amerika Serikat atau AUKUS. Dengan catatan, jika Indonesia memahami perspektif China soal penanganan di wilayah yang sejak lama disengketakan itu.

"Tidak mustahil, China akan membuat opini lanjutan, perihal sudah adanya pelunakan sikap RI dalam memandang LCS," kata Rezasyah.

Berbeda dengan Rezasyah, Hikmahanto memandang pembicaraan mereka berdua, bukan untuk menekan Indonesia menyusul adanya kasus penggalian minyak dan gas alam di perairan Natuna.

Ia hanya mengungkapkan, "Enggak (menekan) lah menurut saya. Kalau itu (isu Laut China Selatan) sampai kiamat akan terus bermasalah soalnya," tuturnya.

Hal positif dari pembicaraan di telepon itu menggambarkan tingginya penghormatan China atas kepemimpinan Jokowi dan kedekatan secara psikologi antar mereka.

Meski demikian, telepon Xi Jinping kepada Jokowi merupakan bagian diplomasi langsung untuk menunjukkan kepentingan China atas RI.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER