Klaster Covid Sekolah di Malaysia Naik 300 Persen
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, melaporkan lonjakan klaster Covid-19 di sekolah yang mencapai 313,3 persen.
Noor Hisham menjelaskan, 62 klaster baru terdeteksi di institusi pendidikan, 18 tempat kerja, empat di pusat yang memiliki risiko tinggi, dan masing-masing satu di komunitas, pusat penahanan dan kasus impor.
Angka itu membuat total jumlah klaster aktif secara nasional menjadi 225, meningkat 27,8 persen dibanding minggu kedua menurut perhitungan epidemiologi.
"Kenaikan klaster di institusi pendidikan sangat mengkhawatirkan karena komposisi individu dari latar belakang berbeda yang berkumpul pada waktu dan tempat yang sama," kata Noor Hisham dikutip dari The Star, Selasa (25/1).
Keterisian tempat tidur (BOR) di pusat perawatan Covid-19 juga meningkat di minggu kedua menurut perhitungan epidemiologi. Namun, pasien di ICU yang membutuhkan alat bantu pernafasan menurun.
Kasus Covid-19 di Malaysia belakangan ini melonjak. Pada Senin (24/1), kasus harian mencapai 3.214 dan meninggal 10 orang.
Hingga kini total kasus Covid di Malaysia mencapai 2.84 juta, dan yang meninggal 31.902 kasus.
Meski kasus sudah mencapai empat digit, Malaysia tak akan menerapkan lockdown sebagaimana China dengan strategi nol Covid-19.
Hal itu karena pemerintah mempertimbangkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Juni 2021 lalu, Malaysia pernah menerapkan lockdown total. Kebijakan itu menuai banyak kritik mulai dari masyarakat hingga politisi. Bahkan memicu pengunduran diri PM Malaysia, Muhyiddin Yassin.