Beda Prancis dan AS saat Covid Harian Tembus Setengah Juta

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 19:22 WIB
Situasi Covid-19 di Prancis. (AFP/Alain Jocard)
Jakarta, CNN Indonesia --

Prancis menjadi negara kedua di dunia yang melaporkan kasus harian Covid-19 mencapai setengah juta pada Selasa (25/1), menyusul Amerika Serikat.

Meski sama-sama melonjak hingga setengah juta sehari, kedua negara ini memiliki sejumlah perbedaan terkait situasi Covid-19.

Di antara perbedaan itu adalah jumlah kematian harian dan angka rawat inap di kedua negara.

AFP melaporkan rekor harian Covid-di Prancis tercatat 501.635 kasus. Sementara itu, Amerika Serikat mencetak rekor infeksi virus corona dengan 582.044 pada 30 Desember 2021.

Dari angka kasus positif, jumlah kematian akibat Covid-19 dalam sehari amat berbeda antara Prancis dan AS.

Kematian akibat Covid-19 di Prancis yaitu 364 jiwa ketika kasus positif tembus setengah juta. Di AS, kasus kematian harian pada 30 Desember mencapai 1.751 jiwa.

Pasien Rawat Inap di ICU

Jumlah pasien rawat inap di Prancis mencapai 28.178 pasien, sementara di unit perawatan intensif (ICU) sebanyak 3.700 orang. Angka ini lebih rendah dibanding saat Prancis diterpa gelombang Covid-19 sebelumnya.

Di Amerika Serikat pasien rawat inap di rumah sakit saat kasus 500 ribu mencapai 75.977, sementara pasien di ICU tercatat 17.075.

Jumlah itu juga tak lebih tinggi dibanding pada Januari 2021.

Tingkat Vaksinasi

Tingkat vaksinasi dua dosis di Prancis mencapai mencapai 77 persen saat kasus mencapai setengah juta.

Sementara itu, vaksinasi dua dosis di AS baru mencapai 62,7 persen sejauh ini. Sedangkan vaksin satu dosis mencapai 74,5 persen.

Sebelumnya, Mahkamah Agung AS menyetop kebijakan Presiden AS Joe Biden mewajibkan pegawai perusahaan besar menjalani vaksinasi Covid-19 atau menjalani tes mingguan dan menggunakan masker di tempat kerja.

Namun, Biden masih diizinkan melanjutkan mandat vaksin untuk sebagian besar tenaga kesehatan di AS.

Kalangan konservatif menganggap pemerintah AS melampaui kewenangan dengan mewajibkan vaksin atau tes mingguan pada perusahaan besar di AS.

"Administrasi Kesehatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) belum pernah memberlakukan mandat seperti itu. Kongres juga tidak," tulis pihak konservatif seperti dilansir AP, Kamis (13/1).

Di lain pihak, kalangan liberal menilai pengadilan yang melampaui batas dengan mengganti penilaian ahli kesehatan dengan pandangan sendiri.



(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK