Krisis Rusia-Ukraina, Inggris Siap Tambah Pasukan ke Eropa Timur

CNN Indonesia
Minggu, 30 Jan 2022 18:48 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengingatkan Rusia bahwa pihaknya tak akan menoleransi aktivitas yang mendestabilisasi kawasan Eropa.
Ilustrasi pasukan Inggris. (AP/Leading Hand Ben Shread)
Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris sedang bersiap untuk mengirim bantuan pada NATO berupa pengerahan pasukan militer, senjata, kapal perang, dan jet di Eropa. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan persiapan tersebut untuk menanggapi meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (29/1).

Tawaran yang akan diajukan kepada petinggi militer NATO pekan depan berupa penambahan sekitar 1.150 tentara Inggris yang saat ini berada di negara-negara Eropa Timur dan tambahan senjata pertahanan untuk dikirim ke Estonia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paket ini akan mengirim pesan yang jelas ke Kremlin bahwa kami tidak akan mentolerir aktivitas destabilisasi mereka dan kami akan selalu mendukung sekutu NATO dalam menghadapi permusuhan Rusia," kata Johnson dalam sebuah pernyataan Sabtu malam, dilansir AFP.

"Saya telah memerintahkan Angkatan Bersenjata kami untuk bersiap ditempatkan di seluruh Eropa minggu depan. Kami pastikan akan mendukung sekutu NATO kami di darat, di laut, dan di udara," tambahnya.

Pemimpin Inggris itu mengatakan jika Presiden Rusia Vladimir Putin memilih "pertumpahan darah dan kehancuran" di Ukraina, itu akan menjadi "tragedi bagi Eropa".

"Ukraina harus bebas memilih masa depannya sendiri," ujarnya.

Johnson, yang berada di bawah tekanan politik yang kuat selama berminggu-minggu setelah serangkaian skandal, mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan Putin dalam beberapa hari mendatang untuk mendesak de-eskalasi atas Ukraina, Jumat (28/1).

Hubungan antara Rusia dan Barat berada pada titik terendah sejak Perang Dingin setelah Moskow mengerahkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina.

Dukungan Inggris

Sejauh ini, Inggris telah mengirim lebih dari 900 tentara yang berbasis di Estonia, dan lebih dari 100 orang saat ini berada di Ukraina sebagai bagian dari misi pelatihan yang dimulai pada 2015.

Sementara skuadron kavaleri ringan Inggris yang berjumlah sekitar 150 personel dikerahkan di Polandia.

Kepala Staf Pertahanan Inggris Tony Radakin, mengungkapkan akan memberi pengarahan singkat kepada jajaran kabinet tentang situasi di Ukraina. Termasuk, penjelasan mengenai kemungkinan penyebaran pesawat, kapal perang, spesialis militer serta pasukan dan persenjataan yang akan memperkuat pertahanan NATO.

"Mendukung dukungan Inggris untuk mitra Nordik dan Baltik", menurut kantor Johnson.

Pada sisi lain, kapal perang HMS Prince of Wales yang saat ini berada di wilayah "High North" Eropa Arktik dalam rangka memimpin Maritime High Readiness Force NATO, sedang siaga.

Sedangkan pada aspek diplomasi, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan Menteri Pertahanan Ben Wallace sedang bersiap melakukan kunjungan ke Moskow untuk melakukan negosiasi dalam beberapa hari mendatang.

"Mereka akan diminta untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah Presiden Putin dan mendorong de-eskalasi," kata kantor kepresidenan.

Wallace juga akan melakukan perjalanan untuk bertemu dengan sekutu di Hongaria, Slovenia, dan Kroasia minggu depan.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin memanas sejak Moskow dituduh tengah mempersiapkan invasi ke negara bekas pecahan Uni Soviet itu dalam waktu dekat.

Rusia dilaporkan telah menempatkan lebih dari 127 ribu pasukan di perbatasan Ukraina. Rusia juga disebut telah mengirimkan lebih banyak alat militer ke perbatasan.

Padahal, AS dan negara Eropa lainnya telah melayangkan ultimatum keras soal konsekuensi berat dan sanksi jika Presiden Rusia Vladimir Putin terus bergerak melancarkan invasi ke Ukraina.

Pada Desember lalu, intelijen AS memperkirakan Rusia bakal menyerang Ukraina pada awal 2022.

(wis/tim/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER