Perdana Menteri Luksemburg, Xavier Bettel, mencabut gelar master yang ia terima lebih dari dua dekade lalu setelah dituduh plagiat.
Bettel mengatakan ia telah meminta Universitas Lorraine di Prancis mencabut gelar magister yang dia dapatkan pada 1999 lalu. Saat itu, Bettel meraih gelar magister hukum dari Universitas Lorraine.
Bettel memaparkan permintaan ini diajukannya demi "menghapus keraguan apapun terkait manfaat gelar tersebut dan menghindari hilangnya kepercayaan dalam bidang akademik".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menyesali situasi ini dan meminta pihak universitas untuk menerima permintaan maaf dan keputusan saya (untuk mencabut gelar magister)," ujarnya seperti dikutip AFP.
Meski begitu, Bettel tidak mengakui plagiarisme yang dituduhkan padanya. Ia menyatakan "tidak bermaksud menyesatkan siapa pun pada saat itu".
Tuduhan plagiarisme terungkap pertama kali oleh laporan media lokal, Reporter, pada Oktober lalu.
Laporan media itu mengklaim lebih dari tiga perempat isi tesis Bettel yang ditulis pada 1998 tentang reformasi pemungutan suara dalam pemilihan umum di Eropa diambil dari sumber yang tidak dikutip olehnya.
Dalam pernyataan terpisah, Bettel menegaskan bahwa ia membuat tesis asli. Meski demikian, ia mengaku tak memberikan referensi terpisah terkait pendapat seseorang yang ia kutip dalam tesisnya itu.
Tindakan seperti itu dalam karya ilmiah dapat dianggap sebagai bentuk plagiarisme.
"Saya mungkin dapat dan mungkin seharusnya melakukan hal dengan berbeda dalam menyusun karya ilmiah tersebut," katanya.
Sementara itu, Universitas Lorraine telah melakukan pengecekan internal dan meminta Bettel memperbaiki tesisnya. Beberapa perbaikan ini termasuk mengisi referensi dan catatan kaki yang kurang dan menyesuaikan dengan standar penulisan saat ini.
Pihak universitas juga telah menyampaikan keputusan mereka terkait kasus ini.