Seorang anak laki-laki yang terperangkap selama lima hari di sebuah sumur sedalam 32 meter daerah Maroko Utara meninggal dunia. Pemerintah setempat mengumumkan hal tersebut sembari menyampaikan rasa dukanya.
Pernyataan yang disiarkan media pemerintah pada hari Sabtu (6/2) waktu setempat, menyebutkan bocah itu telah meninggal sebelum penyelamat datang menyelamatkannya, dikutip dari New York Times.
Raja Maroko Mohammed VI juga menyampaikan belasungkawa kepada orang tua anak tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyusul kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak Rayan Oram, Yang Mulia Raja Mohammed VI menelepon orang tua anak laki-laki yang meninggal setelah jatuh dari sumur," kata pernyataan itu mengutip Aljazeera, Minggu (6/2).
Seorang reporter Associated Press di tempat kejadian melihat bocah itu ditutupi selimut kuning setelah dia dibawa keluar dari terowongan yang digali khusus untuk penyelamatan.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Pengakuan Ibu Rohana sampai Yahudi di Minahasa Bangun Museum Holocaust |
Sementara orang tuanya telah dikawal ke ambulans sebelum jenazah anaknya dibawa keluar dari sumur tersebut.
Kasus Rayan sebelumnya menarik perhatian dunia. Pesan dukungan dan perhatian lewat media sosial mengalir dari seluruh dunia saat upaya penyelamatan terus berlanjut.
Ia jatuh ke dalam sumur sedalam 32 meter di perbukitan dekat Chefchaouen pada hari Selasa lalu.
Sumur itu hanya selebar 45cm (18 inci) di bagian atas dan menyempit lebih jauh ke bawah, sehingga penyelamat tidak mungkin turun langsung. Upaya itu merupakan operasi yang rumit dan berbahaya, terus-menerus tertunda oleh batu-batu besar dan ancaman tanah longsor.
Di seluruh negeri, orang Maroko mengikuti kisah tersebut lewat televisi.
"Saya sangat sedih mengetahui Rayan telah meninggal. Belasungkawa yang tulus kepada orang tua, "kata Abderrahim Sabihi, warga ibu kota Rabat yang mengikuti upaya penyelamatan.
Gambar di media Maroko sebelumnya menunjukkan Rayan meringkuk di dasar sumur bekas.
Seorang kerabat laki-laki dari anak laki-laki itu mengatakan kepada Reuters TV bahwa keluarga pertama kali menyadari bahwa dia hilang ketika mereka mendengar tangisan teredam dan menurunkan telepon dengan lampu dan kamera menyala untuk menemukannya.
"Dia menangis 'angkat saya'," kata kerabat itu.
Daerah perbukitan di sekitar Chefchaouen sangat dingin di musim dingin.Makanan dan air diturunkan kepada anak itu, dan dia juga diberikan air dan oksigen menggunakan tabung.