KILAS INTERNASIONAL

Calon Pasukan Elite AL AS Tewas usai Diklat hingga Darurat Ottawa

CNN Indonesia
Selasa, 08 Feb 2022 06:19 WIB
Foto ilustrasi. Para calon anggota pasukan elite AL AS, Navy Seal, saat menjalani Diklatsar pada 2003. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Calon pasukan elite Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat Navy Seal, meninggal dunia usai menjalankan pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) fase Hell Week atau Pekan Neraka, pekan lalu.

Berita lainnya yang menjadi sorotan adalah status darurat ibu kota Kanada, Ottawa, usai demonstrasi besar menentang vaksin Covid-19.

Berikut tiga berita pilihan yang dirangkum dalam Kilas Internasional CNNIndonesia.com pagi ini:

Calon Pasukan Khusus AL AS Tewas usai Jalani Diklat 'Neraka'

Salah satu kandidat pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat tewas, dan satu kandidat lain dirawat di rumah sakit usai menyelesaikan fase pendidikan latihan dasar (Diklatsar) yang dikenal Hell Week atau Pekan Neraka, Jumat pekan lalu.

Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan, kandidat yang tewas itu yakni Kyle Mullen (24) dari Manalapan, New Jersey. Ia meninggal di rumah sakit California usai mengikuti masa pelatihan.

"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga Seaman Mullen, yang sudah kehilangan dia. Kami berikan dukungan apapun yang kami bisa untuk keluarga Mullen dan Kyle," ujar Komandan Perang Khusus Angkatan Laut AS, HW Howard ILL, pada Minggu (6/2) dikutip CNN.

Demo Anti-Vaksinasi di Ottawa, Wali Kota Tetapkan Status Darurat

Pihak berwenang Kanada menetapkan status darurat menyusul aksi protes soal mandat vaksin yang berlangsung selama dua pekan.

Wali Kota Ottawa, Jim Watson, mendeklarasikan status darurat usai ibu kota negara itu menjadi titik fokus protes "Konvoi Kebebasan."

"Mendeklarasikan status darurat melihat situasi yang berbahaya, dan mengancam keselamatan, dan keamanan penduduk saat demonstrasi berlangsung," ujar Watson dalam pernyataan resmi dikutip CNN.

Ia lalu berujar,"(langkah ini) perlu dukungan dari lembaga lain dan semua tingkat di pemerintahan."

Jerman Tegaskan Bakal Bela Ukraina Jika Diserbu Rusia

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menegaskan siap membela Ukraina jika Rusia menyerbu negara tersebut.

Pernyataan itu muncul saat Scholz mendapat pertanyaan soal keseriusan pemerintah Jerman untuk menghentikan proses membuka Nord Stream 2 di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina. Di pekan sebelumnya, mereka mengisyaratkan akan menghentikan proyek itu.

Nord Stream 2 merupakan jaringan pipa gas yang memungkinkan Jerman secara efektif menggandakan impor gas dari Rusia

"Kami siap mengambil langkah bersama sekutu kami, semua langkah-langkah yang diperlukan. Kami punya kesepakatan yang sangat jelas dengan Amerika Serikat soal transit gas dan kedaulatan energi di Eropa," kata Scholz menjawab pertanyaan itu, dikutip TASS, Minggu (6/2).



(tim/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK