Indonesia sepakat mengakuisisi 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4.5 buatan Prancis. Sebelum Indonesia, sejumlah negara lain sudah menggunakan jet tempur itu.
Untuk Indonesia sendiri, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru saja menandatangani kesepakatan pembelian jet tempur Rafale itu saat menjamu Menhan Prancis Florence Parly di Jakarta, Kamis (9/2).
Jet tempur Dassault Rafale ini dirilis pada 2000. Jet ini dibuat sebagai pesawat yang mampu disiagakan di darat dan kapal induk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rafale juga memiliki kemampuan akurasi yang tepat dalam menembak target roket modular HAMMER, bom pemandu laser PAVEWAY, hingga meriam 30 millimeter.
Jet tempur ini juga mampu melakukan pengintaian, pengawasan, Tactical Acquisition and Reconnaissance (ISTAR), dan Strike Coordination And Reconnaissance (SCAR) dengan baik.
Selain Indonesia, setidaknya empat negara lain sudah membeli Rafale. Berikut daftar negara pengguna jet tempur Rafale.
Pada Desember lalu, Uni Emirat Arab menandatangani kesepakatan pembelian 80 jet tempur Rafale. Pembelian ini bernilai sekitar Rp220 triliun.
Jumlah itu disebut menjadi rekor pembelian jet Rafale selama ini. Pejabat Prancis bahkan menyebutnya sebagai kontrak bersejarah yang akan berkontribusi pada stabilitas kawasan.
Reuters melaporkan, kesepakatan itu ditandatangani saat Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed, di Abu Dhabi.
Namun, jet tempur Rafale jenis F4 untuk UEA itu masih dalam tahap pengembangan. Pesawat ini baru akan dikirim pada 2027 mendatang.
Pada Mei 2021 lalu, Mesir memesan 30 jet tempur Rafale dari manufaktur pertahanan Prancis, Dassault Aviation.
Menurut situs investigasi Disclose, pembelian itu merupakan bagian dari kesepakatan pertahanan rahasia antara Kairo dan Paris yang bernilai hampir setara Rp65 triliun. Pembelian itu akan melalui skema peminjaman 10 tahun.
Sebelumnya, pada 2015 lalu Mesir juga membeli setidaknya 24 pesawat tempur yang sama.