Dalam beberapa tahun belakangan, setidaknya lima negara menjual produksi alutsista ke Indonesia, mulai dari Prancis hingga Turki.
Pembelian peralatan militer itu memang menjadi salah satu visi Prabowo Subianto saat berlaga dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.
Dalam salah satu sesi debat menjelang Pilpres 2019, ia mengatakan bahwa pertahanan Indonesia cenderung lemah dibanding negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Prabowo menjadi menteri pertahanan. Di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia menyepakati pembelian alutsista dari sejumlah negara. Berikut daftarnya.
Indonesia menyepakati pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale dan dua kapal selam kelas Scorpene dari Prancis. Kesepakatan itu diteken Prabowo saat menyambut Menhan Prancis, Florence Parly, di Jakarta, Kamis (10/2).
Prabowo mengatakan, untuk tahap awal, Indonesia akan memboyong 6 unit pertama jet Rafale. Sementara itu, Scorpene merupakan bagian dari kerja sama penelitian dan pengembangan kapal selam antara PT PAL dengan NAVAL Group.
RI-Prancis juga meneken sejumlah nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara Dassault dan PT Dirgantara Indonesia untuk pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat-pesawat perang Prancis di Indonesia.
Perusahaan senjata Korea Selatan, Korea Aerospace Industries Co (KAI), menerima pemesanan enam jet latih T-50 senilai US$240 juta atau sekitar Rp3,4 triliun dari Indonesia.
Berdasarkan kesepakatan itu, KAI akan mengirim jet tersebut ke Indonesia secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsma Indan Hilang, mengatakan bahwa pesawat latih itu dibeli untuk menambah kebutuhan armada serupa yang dioperasikan prajurit TNI AU.
"Menambah yang sudah ada sebelumnya," kata Indan Gilang kepada CNNIndonesia.com pada Desember lalu.
Daftar berlanjut ke halaman berikutnya >>>