Pada Maret 2021 lalu, Jepang sepakat mengekspor alutsista beserta transfer teknologinya ke Indonesia. Kesepakatan itu diteken saat Prabowo berkunjung ke Tokyo.
"Kita saksikan bersama, saya yang merasa terhormat bersama Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menandatangani perjanjian transfer peralatan militer dan teknologi dari Jepang ke Indonesia," kata Prabowo.
Dalam pertemuan itu, Prabowo mengajak Jepang agar lebih berperan membantu memodernisasi pertahanan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai kelanjutan dari kerja sama tersebut, Jepang akan mengirim hingga delapan kapal fregat siluman kelas Mogami ke Indonesia.
Berdasarkan laporan Navy Recognition, jenis kapal itu mencakup 30FFM, 30FF, 30DX, atau 30DEX.
Perusahaan pembuat kapal Italia, Fincantieri, dan Kemenhan RI menandatangani kesepakatan kontrak untuk mengirim delapan kapal fregat. Kedelapan armada itu terdiri dari enam kapal fregat kelas FREMM dan dua fregat kelas Maestrale.
"Kesepakatan itu sangat penting untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara di kawasan strategis Pasifik," demikian pernyataan resmi Fincantieri di situs resminya.
Indonesia juga sepakat membeli anti torpedo dari Turki. Kesepakatan ini ditandatangani pada 2019.
Majalah pertahanan Janes melaporkan, Indonesia menerima sistem anti torpedo kapal selam yang mencakup sistem pengacau atau jammer ZOKA dan alat umpan buatan Turki pada 22 Oktober 2020.
Alat pengacau itu bekerja dengan memancarkan suara yang memenuhi frekuensi operasi akustik torpedo, sementara umpannya dapat diprogram untuk simulasi karakteristik akustik dan hidrografik kapal selam induknya.
Alat dan sistem itu akan disematkan di kapal selam Nagapasa Tipe 209/1400.
(isa/has)