Salah satu pengamat hubungan internasional mendorong Indonesia turut turun tangan menengahi krisis yang semakin panas antara Rusia dan Ukraina, yang disebut bisa memicu perang.
Menurut pengamat hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, dunia saat ini membutuhkan Indonesia sebagai sosok negara yang netral dan memiliki pengaruh global untuk menengahi sengketa di kawasan tersebut.
"Perang dapat dihindari dengan penyamaan persepsi masyarakat dunia. Karena itu, Republik Indonesia perlu menggalang ASEAN, Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk turut menciptakan opini akan adanya potensi Perang Dunia III," kata Reza saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia, lanjut dia, adalah satu-satunya negara di dunia yang 100 persen tak berpihak pada kekuatan mana pun. Rusia dan Ukraina juga menyadari akan hal ini.
"Jadi mereka (Rusia-Ukraina) mengetahui jika RI memiliki mandat konstitusional dan amanat Asia Afrika, untuk mengupayakan perdamaian dunia," kata Rezasyah.
Setelah menggaet dukungan, Indonesia perlu meyakinkan Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) guna memprakasai Sidang Istimewa di Majelis Umum organisasi tersebut.
"Presiden RI perlu secara khusus bekerjasama dengan 3 kelompok, untuk memprakarsai sebuah sidang Istimewa PBB," lanjut dia.
Namun sebelum memulai cari dukungan, Rezasyah mengatakan Indonesia perlu membangun rasa percaya diri dahulu. Sebab, penduduk tiga perhimpunan negara-negara tersebut jika digabung melebihi 65 persen penduduk dunia.