Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengklaim Rusia menambah seratus ribu pasukan lagi di perbatasan Ukraina selama akhir pekan.
"(Presiden Rusia Vladimir Putin) melanjutkan mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina dan Belarus bahkan di akhir pekan," kata Juru Bicara Kemenhan Amerika Serikat, John Kirby, kepada CNN pada Senin (15/2).
Kirby lalu berujar, "Dia (menambah) 100 ribu (pasukan) di utara. Ini bukan hanya angka. Ini merupakan kombinasi kemampuan militer yang segala sesuatunya sudah disediakan oleh (Putin)."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pasukan, dilansir AFP, Rusia turut mengerahkan alutsista dan keperluan tempur lainnya seperti baju antipeluru, infanteri, operasi khusus hingga pertahanan siber dan udara, serta rudal
Rusia dan Ukraina di ambang perang setelah media Barat mengklaim Moskow dapat menyerbu Kiev kapan saja, bahkan paling cepat besok, Rabu (16/2).
Ketegangan kedua negara berlangsung sejak akhir 2021 lalu saat Rusia melayangkan sejumlah tuntutan yang tak kunjung dipenuhi NATO soal pembatalan keanggotaan Ukraina hingga penghentian perluasan pasukan ke dekat Negeri Beruang Merah.
Sembari menuntut, Rusia diyakini mengerahkan ratusan ribu pasukan ke dekat perbatasan Ukraina. Amerika Serikat Cs menuduh Moskow akan melakukan invasi ke Kiev dalam waktu dekat.
Namun Rusia membantah tudingan tersebut. Mereka balik menunding Washington memanfaatkan kesempatan ini untuk mengendalikan kawasan. Moskow juga menuduh pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertanggung jawab atas krisis yang terjadi karena mereka terus memperluas pasukan.
Dunia makin khawatir akan eskalasi yang terus meningkat itu memicu perang. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa menggelar diplomasi, namun tak menuai hasil.