Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan lebih dari 40 persen pasukan Rusia yang ditempatkan di dekat Ukraina dalam posisi siap menyerang.
Pejabat itu juga mengklaim Rusia telah memulai pergerakan militer yang mengganggu stabilitas keamanan di kawasan itu.
"Empat puluh sampai lima puluh persen dari pasukan Rusia itu berada dalam posisi menyerang. Mereka telah melepaskan perakitan taktis dalam 48 jam terakhir," kata pejabat AS yang tidak menyebutkan namanya itu seperti dikutip AFP pada Jumat (18/2) waktu AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS selama ini telah melihat pergerakan yang signifikan dari pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina terlepas klaim Moskow yang mengaku telah menarik mundur para personelnya.
Amerika bahkan meyakini Rusia telah menurunkan lebih dari 150.000 tentara ke dekat perbatasan Ukraina sejak Rabu (16/2).
Sebagian besar pasukan itu berada di titik-titik pasukan taktis berkumpul, yang sebagian besar dekat perbatasan.
Pejabat AS itu juga mengatakan Rusia telah mengumpulkan 125 kelompok taktis batalyon di dekat perbatasan Ukraina. Ini lebih besar dibandingkan dengan waktu biasa yaitu 60 kelompok dan awal Februari sebanyak 80 kelompok.
Dikutip Reuters, Rusia juga disebut telah memulai kampanye destabilisasi. Hal itu terlihat dengan peningkatan bentrokan antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina di wilayah Donbass. Bentrokan kedua belah pihak disebut terjadi akibat klaim Rusia terhadap Ukraina.
Pihak AS juga telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Rusia dapat memprovokasi atau mengarang cerita soal insiden di daerah separatis Ukraina pro-Moskow untuk dijadikan dalih menyerang Ukraina.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada ABC News bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "memiliki sejumlah opsi yang tersedia untuknya dan dia dapat menyerang dalam waktu singkat."