Separatis Pro-Rusia Kerahkan Militer Skala Besar di Timur Ukraina

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Feb 2022 16:11 WIB
Separatis pro-Rusia umumkan mobilisasi pasukan skala penuh di timur Ukraina di tengah rumor invasi Moskow ke negara pecahan Uni Soviet itu.
Separatis pro-Rusia mobilisasi pasukan skala penuh di timur Ukraina di tengah rumor invasi Moskow ke negara pecahan Uni Soviet itu. (Foto: REUTERS/SERGEY PIVOVAROV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para pemimpin separatis pro-Rusia di timur Ukraina mengumumkan mobilisasi militer skala penuh pada Sabtu (19/2).

Dalam sebuah video, Kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin mengatakan dia telah menandatangani dekrit mobilisasi pasukan dan meminta warga "yang mampu angkat senjata" untuk datang ke komisariat militer.

Donetsk merupakan salah satu wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia. Wilayah itu menjadi salah satu titik panas konflik berdarah pasukan Ukraina dan kelompok separatis selama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pemimpin separatis Republik Rakyat Luhansk, Leonid Pasechnik, juga telah meneken dekrit serupa seperti dikutip Reuters.

Pengerahan pasukan ini terjadi sehari setelah Donetsk dan Luhansk terus bergolak. Sejumlah serangan hingga bom mobil terjadi di dua wilayah separatis itu pada Jumat (18/2) hingga memicu sirene darurat berbunyi.

Para kelompok separatis telah menuding pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap mereka. Namun, pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky membantah telah melancarkan serangan.

Tak lama setelah kekacauan berlangsung, pemimpin separatis Donetsk dan Luhansk juga mengumumkan akan mengevakuasi hingga 700 ribu warga ke Rusia menggunakan bus-bus.

Pihak berwenang mengatakan setidaknya 7.000 warga telah dievakuasi dari Donetsk hingga Sabtu pagi.

Sebagian besar warga Donetsk dan Luhansk lebih fasih berbahasa Rusia dan secara budaya memang lebih dekat kepada Moskow. Banyak warga di dua wilayah separatis Ukraina itu pun telah diberikan kewarganegaraan oleh Rusia.

Sementara itu, militer Ukraina mengatakan telah mencatat 12 pelanggaran gencatan senjata oleh separatis pro-Ukraina di dua wilayah itu.

Intel militer Ukraina bahkan menyebut Rusia telah menerjunkan pasukan khusus ke wilayahnya di bagian timur itu dan menanam bom di sejumlah fasilitas publik.

"Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengacaukan situs di wilayah yang diduduki sementara di negara kita dan menciptakan alasan untuk menuduh Ukraina melakukan tindakan terorisme," kata Intelijen Pertahanan Dinas Keamanan Negara Ukraina melalui kicauan Twitter pada Jumat (18/2).

Lembaga itu mendesak warga Ukraina di Donetsk tidak meninggalkan rumah dan tidak menggunakan transportasi umum demi mengantisipasi bahaya.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER