Presiden Joko Widodo kembali buka suara mengenai konflik Rusia dan Ukraina yang kian panas, Selasa (22/2). Menurutnya, penanganan krisis ini harus cermat demi menghindari bencana bagi umat manusia.
"Saya memiliki pandangan yang sama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan," kata Jokowi melalui Twitter.
Ia kemudian menuliskan, "Tetapi, upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi melontarkan pernyataan ini tak lama setelah Presiden Vladimir Putin mengakui secara sepihak kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.
"Saya meyakini perlu untuk mengambil keputusan yang lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," ujar Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti dikutip AFP.
Para separatis memang sudah mendirikan pemerintahan sendiri dengan nama Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk sejak konflik di Ukraina pecah pada 2014. Namun, pemerintahan itu tak pernah diakui dunia.
Sebagian warga di Luhansk dan Donetsk sudah sejak lama ingin pisah diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Negeri Beruang Merah juga menganggap Ukraina sebenarnya bagian dari wilayahnya secara historis.
Setelah pengakuan ini, Rusia langsung mengerahkan pasukan keamanan ke Donetsk dan Luhansk atas dalih demi menjaga perdamaian di kawasan tersebut.
Pengerahan pasukan ini dianggap sebagai pintu masuk bagi Rusia untuk melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina. Meski demikian, Rusia menegaskan bahwa mereka masih membuka pintu diplomasi.