Taiwan Kecam Rusia Kirim Pasukan ke Donetsk-Luhansk Ukraina
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengecam Rusia karena mengirim pasukan ke Donetsk dan Luhansk, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.
Tsai juga menilai krisis ini menyakiti moral Taiwan, yang juga mendapatkan ancaman invasi dari China.
"Pemerintah kami mengecam pelanggaran Rusia terhadap kedaulatan Ukraina, dan mendesak seluruh pihak yang terlibat untuk melanjutkan penyelesaian sengketa ini lewat jalan damai dan rasional," ujar Tsai, Rabu (23/2), dikutip dari AFP.
Tsai menilai Taiwan dan Ukraina memiliki perbedaan strategi geografis, lingkungan geografis, dan kepentingan rantai suplai internasional.
Meski demikian Tsai mengatakan, "di tengah ancaman kekuatan asing yang berupaya memanipulasi situasi di Ukraina dan memengaruhi moral di lingkup sosial Taiwan, semua unit pemerintah harus lebih waspada terhadap perang kognitif."
Tsai mengatakan Taiwan terus memantau situasi di Ukraina, sembari menghadapi klaim China terhadap wilayah tersebut. China menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri.
Sejak Tsai berkuasa di 2016 dan menolak klaim Beijing tersebut, China kerap memberikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi kepada Taiwan.
Lihat Juga : |
Tahun lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China telah meluncurkan kampanye misinformasi untuk merebut pulau itu 'tanpa perang.'
China juga kerap meluncurkan jet tempur mereka melintasi zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Pada 2021, Taiwan mencatat 969 serangan seperti itu, dikutip dari AFP.
Sementara itu, China terlihat mendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meski Beijing menyuruh warga negaranya untuk tak mengunjungi 'wilayah yang tak stabil,' Beijing tak berkomentar apapun mengenai invasi Putin di Ukraina, pun juga merespons pengakuan Moskow atas kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
China dan Rusia juga menyepakati beberapa tujuan kebijakan luar negeri, termasuk 'tidak berlangsungnya ekspansi NATO' dan 'Taiwan merupakan bagian dari China.'
Beberapa pejabat China juga membela Rusia dengan menuduh Barat sebagai dalang tensi yang terjadi di Ukraina saat ini. Beijing menuduh Barat memiliki 'mental Perang Dingin' dan menilai kekhawatiran Moskow merupakan sesuatu yang wajar.