Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengecam serangan roket yang menimpa Kiev. Ia juga mengatakan ibu kota tersebut tak pernah mengalami serangan 'seperti ini' sejak era invasi Nazi di 1941, Jumat (25/2).
"Serangan roket Rusia yang mengerikan mendarat di Kiev. Terakhir kali ibu kota kami mengalami hal seperti ini ialah pada 1941, saat diserang oleh Nazi Jerman," kata Kuleba dalam pernyataan Twitter, Jumat (25/2).
"Ukraina akan mengalahkan iblis dan akan mengalahkan yang ini. Hentikan Putin. Isolasi Rusia. Putuskan semua hubungan. Usir Rusia dari segala tempat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan Rusia pada Ukraina terus berlanjut pada hari ini. Tim CNN Internasional di Kiev melaporkan tiga ledakan terdengar di kota itu.
Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina, Yevhen Yenin, menyebut suara ledakan berasal dari peluncuran sistem anti-rudal Ukraina ke rudal Rusia. Meski demikian, CNN belum bisa mengonfirmasi secara independen informasi ini.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra, juga menyebut ledakan kerap terjadi di kota itu.
"Terjadi ledakan di sini dan di sana," kata Ghafur kepada CNNINdonesia.com, Jumat (25/2) saat ditanya kondisi dan situasi di Ukraina.
Sampai pada Kamis (24/2), sebanyak 137 prajurit Ukraina meninggal dunia dan 316 lainnya terluka akibat invasi Rusia ini.
Sementara itu, ada 138 WNI yang kini berada di Ukraina dan tengah berlindung di gedung KBRI Kiev, sembari menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah.
Hingga kini, perang masih berkecamuk. Pasukan Rusia terus bermanuver, sementara itu militer Ukraina membalas serangan demi mempertahankan diri.
Sejumlah pejabat AS memperkirakan pasukan Rusia sudah mulai masuk ke Kiev melalui perbatasan Belarus, yang berjarak hanya 32 kilometer dari ibu kota.