Para diplomat Malaysia yang terjebak di Kiev saat ini sedang dalam perjalanan ke Polandia melalui jalan darat. Perjalanan mereka lakukan setelah mereka sempat terkepung pasukan Rusia mendekati ibu kota Ukraina.
Evakuasi mereka dikonfirmasi oleh sumber Pemerintah Malaysia yang mengetahui langsung hal tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (26/2) sore, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan bahwa kedutaan Malaysia sedang melakukan evakuasi terhadap delapan warga negaranya yang tersisa dan dua dependen yang berada dari Kiev.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan 13 warga Malaysia lainnya telah meninggalkan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Mengutip This Week in Asia, sumber pemerintah mengatakan bahwa rencana evakuasi warga Malaysia sebelumnya terhalang setelah sebuah bus gagal tiba di tengah lalu lintas padat di perbatasan barat Ukraina dengan Polandia.
Namun pada Sabtu pagi, kelompok tersebut memutuskan untuk meninggalkan Ukraina dalam konvoi empat mobil. Mereka menuju ke arah Lviv, yang berjarak sekitar 80 km dari perbatasan Polandia. Perjalanan 782 km diperkirakan memakan waktu sekitar 10 jam karena kemacetan.
Kendati menghadapi kegagalan rencana awal, Kedutaan di Kiev yang dipimpin oleh Sekretaris Pertama Fadhilah Daud melanjutkan rencana evakuasi.
Berbagai sumber resmi yang tak berhubungan satu sama lain mengatakan kepada This Week in Asia bahwa kementerian luar negeri telah ceroboh dalam mengevakuasi staf kedutaan.
Para sumber menyalahkan pejabat senior pemerintah, termasuk Perdana Menteri Ismail Sabri dan Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah, atas sikap meremehkan mereka terhadap intelijen barat pada Januari lalu tentang invasi Rusia mungkin terjadi.
Para pejabat ini menggambarkan intelijen sebagai "narasi barat" dan menyebabkan misi evakuasi gagal.
"Situasi ini disebabkan oleh menteri yang begitu putus asa untuk tidak jatuh pada narasi barat, dia mulai percaya omong kosong yang dijajakan oleh pihak lain," kata sumber lain.
(wel/agt)