Warga Ukraina siap angkat senjata menghadapi invasi Rusia usai pemerintah meminta masyarakat bersiap-siap membela negara dan mendapat bantuan pasokan senjata dari negara lain.
Salah satu warga Ukraina, Oleksiy Goncharenko, mendatangi markas kepolisian Kiev untuk mengambil senapan.
"Saya sama sekali bukan tentara profesional, tetapi saya dapat mencoba dan melakukan yang terbaik dan saya akan melakukannya jika pasukan Rusia memasuki Kiev," kata Goncharenko, seperti dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia menolak draft resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam invasi Moskow.
Dalam pemungutan suara itu, negara yang dekat dengan Moskow seperti China, Uni Emirat Arab, dan India memilih abstain. Adapun 11 anggota DK PBB lain menyetujui draft buatan Amerika Serikat tersebut.
Draft itu bisa memberi peluang bagi PBB mengutuk serangan Rusia. Nantinya, draft ini akan dibawa ke pertemuan majelis umum di organisasi tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan bahwa warga negara Indonesia yang berkumpul di KBRI Kiev masih menunggu untuk dievakuasi.
![]() |
"WNI masih berkumpul di safe house dan KBRI (Kiev), menunggu waktu yang tepat untuk dievakuasi," kata Faizasyah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (26/2)
Sementara itu, salah satu WNI di Ukraina, Vanda Sakina, mengatakan bahwa kemungkinan evakuasi dilakukan satu hingga dua hari lagi.
"Mengenai evakuasi banyak yang bertanya. Mungkin ini setelah kita meeting dengan Kemenlu, dalam 1-2 hari ini kita akan dievakuasi," kata Vanda di Instagram stories, Sabtu (26/2).
Adapun untuk rute evakuasi kemungkinan akan melalui Polandia atau Rumania sembari memastikan titik aman untuk memberangkatkan para WNI ke Indonesia.
Organisasi Pertahanan Aliansi Militer (NATO) menyatakan telah mengerahkan pasukan khusus, NATO Response Force (NRF), ke negara anggota seiring meningkatnya eskalasi di Ukraina imbas invasi Rusia.
NRF akan difungsikan untuk menjaga perdamaian dan mencegah serangan meluas ke negara sekutu NATO mana pun. Namun, tak ada penjelasan lebih lanjut ke negara mana saja mereka akan dikerahkan.
"Kemarin, sekutu mengaktifkan rencana pertahanan kami. Sebagai hasilnya, kami mengerahkan elemen Pasukan Respons NATO (NRF) di darat, laut, dan udara untuk lebih memperkuat postur kami dan untuk merespons dengan cepat segala kemungkinan," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
(isa/asr)