Ukraina Klaim AS Janjikan Lebih Banyak Senjata Lawan Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2022 10:14 WIB
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengklaim Amerika Serikat menawarkan lebih banyak bantuan ke negaranya untuk melawan Rusia.
Ukraina saat menggelar latihan bersama dengan AS dan NATO. (AP/Efrem Lukatsky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengklaim Amerika Serikat menawarkan lebih banyak bantuan ke negaranya untuk melawan Rusia. Bantuan ini disebut berbentuk sanksi dan senjata.

"Dalam perbincangan kami, (Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken) @SecBlinken menegaskan bahwa dukungan AS untuk Ukraina tidak goyah," demikian cuitan Kuleba dalam akun Twitter-nya, Selasa (1/3), dikutip dari CNN.

"Saya menegaskan Ukraina menginginkan perdamaian. Tetapi selama kita masih diserang Rusia, kita membutuhkan lebih banyak sanksi dan senjata. Sekretaris (Blinken) menjaminkan keduanya. Kami telah berkoordinasi terkait langkah selanjutnya," tuturnya lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menerapkan berbagai sanksi berat untuk Rusia fsn menyatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin memilih untuk memulai perang.

Sanksi ini juga diumumkan oleh Blinken pada Senin (28/2). Salah satu kebijakan sanksi ini adalah melarang lembaga keuangan Rusia, seperti Bank Sentral Rusia, melakukan transaksi dalam mata uang dolar AS.

AS juga menjatuhkan sanksi kepada Dana Investasi Langsung Rusia, menyebut lembaga itu sebagai "dana gelap yang diketahui" digunakan oleh Putin dan lingkaran dalamnya.

Washington juga menjatuhkan sanksi pada 'miliarder korup' dan keluarga mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin.

Sanksi ekonomi merupakan salah satu jalur yang dipilih sejumlah negara dunia untuk menghalangi gerak invasi Rusia di Ukraina.

Selain AS, Inggris juga menerapkan sanksi ekonomi kepada Rusia.

Inggris memerintahkan pembekuan seluruh aset Presiden Vladimir Putin dan menteri luar negerinya, Sergei Lavrov sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina, Sabtu (26/2).

Inggris juga telah lebih dulu menjatuhkan sanksi atas bank, pengusaha, miliarder, hingga pejabat parlemen Rusia.



(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER