Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki tujuh hari sejak Kamis (24/2) hingga Rabu (2/3) ini. Rusia kembali membombardir ibu kota Ukraina, Kiev.
Korban sipil dan tentara terus berjatuhan akibat hantaman rudal Rusia.
Berikut adalah sejumlah perkembangan terbaru serangan Rusia ke Ukraina hingga Rabu (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian warga Kiev, Ukraina, yang masih bertahan di ibu kota terus mempersiapkan diri menghadapi gempuran tentara Rusia yang semakin mendekati ibu kota.
Deretan panel beton yang disusun seperti labirin, sistem anti-tank yang dipasang sebagai penghalang jalan hingga tumpukan karung pasir memenuhi sebagian besar jalanan utama Kiev pada Selasa (1/3).
Baca berita selengkapnya di sini.
Rentetan ledakan terus terdengar di Kiev, Ukraina, menyusul gempuran militer Rusia ke ibu kota pada Rabu (2/3) malam.
Serangkaian ledakan terdengar di batas kota Kiev sekitar pukul 22.40 waktu setempat menurut tim CNN di lokasi.
Baca berita selengkapnya di sini.
Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia kembali mendesak RI untuk dengan tegas mengecam invasi Rusia terhadap negaranya yang tak kunjung usai sejak pekan lalu.
"Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami. Oleh karena itu, kami menunggu dukungan Anda. Kami berharap dapat mendengar suara Anda yang lantang dan berani dalam membela kami," demikian pernyataan Kedubes Ukraina.
Baca berita selengkapnya di sini.
Pidato berapi-api Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di depan parlemen Uni Eropa pada Selasa (1/3) disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta rapat.
Sebagian besar anggota parlemen Uni Eropa yang hadir bahkan berdiri sambil bertepuk tangan menanggapi pidato menggebu-gebu Zelensky yang menjabarkan perjuangan rakyat Ukraina melawan invasi Rusia.
Baca berita selengkapnya di sini.
Parlemen Uni Eropa mengadopsi resolusi yang menyerukan blok tersebut "bekerja lebih cepat" dalam memberikan Ukraina status calon anggota pada Selasa (1/3) malam.
Adopsi itu disepakati mayoritas parlemen Uni Eropa menyusul desakan Ukraina yang menuntut proses keanggotaannya dipercepat di tengah invasi Rusia yang kian menggila.
Baca berita selengkapnya di sini.
(tim/bac)