Negara anggota Organisasi Pertahanan Kolektif (CSTO) aliansi Rusia, Belarus, mulai bergerak membantu menambah pasukan di perbatasan Ukraina.
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, mengatakan ia telah memerintahkan pengiriman pasukan ke wilayah selatan negara itu, yang berbatasan dengan Ukraina, Selasa (1/3). Namun, Lukashenko menuturkan ia tak akan mengambil bagian dalam serangan di Ukraina.
Lukashenko mengatakan ia bakal mengirimkan lima kelompok tempur taktis ke selatan untuk melindungi wilayah itu, Selasa (1/3). Kelompok tempur ini memuat ratusan pasukan dengan kendaraan lapis baja dan artileri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyampaikan pesawat tempur dan helikopter telah dikerahkan untuk melindungi perbatasan selatan Belarus.
Saat ditanya mengenai keputusan tak mengirim pasukan ke Ukraina, Lukashenko mengatakan: "Itu bukan tugas kami," seperti dikutip dari Reuters.
Namun, Lukashenko malah mengirimkan pasukan ke daerah yang dekat dengan Polandia.
"Dalam keadaan apapun, kita tidak boleh membiarkan invasi pasukan NATO ke wilayah Belarus, atau setidaknya operasi mereka di wilayah kita," katanya.
Belarus merupakan salah satu anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), bersama dengan Rusia. Keduanya juga terlihat cukup dekat, mengingat Presiden Vladimir Putin sempat mengirim pasukannya ke Belarus untuk latihan militer.
Tak hanya itu, Lukashenko juga mengizinkan pasukan Rusia menggunakan wilayah Belarus untuk memasuki Ukraina dari utara.
Ia juga sempat meminta tambahan rudal anti pesawat Rusia S-400 kepada Putin untuk ditempatkan di perbatasan barat negara itu.
Sementara itu, sejumlah rudal tersebut telah dikerahkan di perbatasan selatan Belarus, yang mana terbagi dengan Ukraina.