Sampai Kapan Rusia Akan Terus Gempur Ukraina?
Tujuh hari sudah Rusia menggempur Ukraina. Kedua negara sempat berunding, tapi gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata, memicu pertanyaan sampai kapan Rusia akan terus melancarkan invasinya.
Sejumlah pengamat menjabarkan perkiraan mereka mengenai potensi durasi Rusia melakukan invasi di negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Achmad Ubaedillah, menilai invasi Rusia kemungkinan akan terus berlangsung dalam waktu lama sampai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, digulingkan.
"(Rusia di Ukraina) sangat mungkin berbulan-bulan. Sampai pemerintahan boneka pro-Rusia terbentuk," kata Ubaedillah kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/3).
Ia kemudian melanjutkan, "Itu kan dua negara yang asalnya satu. Jadi itu akan menjadi wilayah Rusia kembali, timur Ukrania."
Wilayah bagian barat dan ibu kota Ukraina, Kiev, kata dia, nantinya akan terus dipantau dan di bawah "genggaman" Rusia dengan pemerintahan pro-Moskow. Menurut dia, Rusia saat ini sudah menguasai bagian barat Ukrania yang berbahasa Rusia.
"Langkah selanjutnya Rusia akan mendongkel presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menggantikannya dengan tokoh yang pro Rusia," kata Ubaedillah.
Rumor penggulingan Zelensky oleh Rusia memang sudah diprediksi Barat sejak hari pertama invasi. Namun, semangat Zelensky untuk bertahan dengan kondisi apapun di Ukraina membuat Moskow tampak kewalahan.
Amerika Serikat sampai-sampai memprediksi pasukan Rusia frustrasi dan kehabisan logistik di utara Kiev. Beberapa pasukan juga dilaporkan menyerahkan diri.
Namun, Ubaedillah punya penilaian lain. Menurutnya, Rusia punya pengalaman yang cukup panjang soal perang untuk mengembalikan wilayah bekas kekuasaan mereka, seperti di Crimea misalnya.
"Dulu berhasil mengambil Crimea, sekarang lanjut merebut wilayah timur Ukraina," kata dia.
Sementara itu, Ubaedillah menilai Ukraina tak sekuat yang diperkirakan AS. Ubaedillah menganggap pasukan Ukraina bukan lawan sepadan Rusia.
Melihat konflik terus bergejolak dan kekhawatiran dunia akan perang makin intens, kedua negara akhirnya sepakat melakukan pertemuan pada Senin (28/2) lalu.
Namun pembicaraan tak menuai hasil. Pembicaraan berlanjut di putaran kedua yang berlangsung hari ini, Rabu (2/3).
"Di putaran kedua, Rusia sebenarnya sudah menguasai Ukraina, dan emang ini bukan peperangan sebanding. Persoalan waktu saja Ukraina kalah dan di bawah permainan, dominasi Rusia," ucap Ubaedillah.
Saat ini, yang betul-betul diinginkan Moskow menurut Ubaedillah adalah mengembalikan wilayah Ukraina di bawah kontrol mereka. Selain itu, ia juga ingin Ukraina tidak menjadi pintu masuk Barat, terutama AS, ke wilayah Rusia.
Tak jauh berbeda dengan Ubaedillah, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, juga menganggap pertempuran di Ukraina akan terus berlanjut.
"Ya. Sampai Rusia yakin, Ukraina menyerah tanpa syarat," kata Rezasyah saat ditanya mengenai apakah Rusia akan terus berada di Ukraina dalam beberapa hari ke depan.
Namun, Rezasyah menganggap Rusia akan mulai berpikir.
Berlanjut ke halaman sebelah >>>