Perang Rusia dan Ukraina masih panas setelah delegasi kedua negara menggelar dialog pada Kamis (3/3). Kini, Ukraina mengklaim telah menghancurkan 20 kendaraan militer Rusia di dekat Pangkalan Udara Hostomel.
"Secara keseluruhan, selama hari ini, pasukan khusus menghancurkan 20 kendaraan tempur musuh di Hostomel," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina melalui Twitter.
Pernyataan itu berlanjut, "Perang ini ini dilakukan oleh kelompok gabungan pasukan khusus yang dipimpin GUR dari Kementerian Pertahanan Ukraina dan kelompok-kelompok perlawanan lokal."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah video yang beredar di jejaring sosial menunjukkan tentara Ukraina sedang berjalan di dekat kendaraan militer bersimbol V.
Sebagaimana dilansir CNN, simbol tersebut mengindikasikan kendaraan militer itu merupakan milik pasukan Rusia yang masuk ke Ukraina melalui Belarus.
CNN kemudian melakukan geolokasi untuk memastikan keabsahan video ini. Berdasarkan penelusuran itu, video tersebut diambil di area yang terletak sekitar 8 kilometer dari Pangkalan Udara Hotsomel.
Rusia mengklaim berhasil merebut pangkalan udara tersebut pada Jumat pekan lalu, sehari setelah invasi dimulai di berbagai titik di Ukraina.
Perang ini sendiri pecah setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia, pada Kamis pekan lalu.
Tak lama setelah itu, pasukan Rusia merangsek masuk Ukraina melalui utara, selatan, dan timur. Ukraina lantas membalas serangan atas nama mempertahankan diri. Perang pun pecah.
Rusia terus membombardir Ukraina, termasuk ibu kotanya, Kiev. Meski mengklaim hanya menyerang instalasi militer, pasukan Rusia juga menargetkan fasilitas-fasilitas sipil. Sekitar 2.000 warga sipil tewas akibat gempuran ini.
Ukraina dan Rusia sudah sempat menggelar perundingan pada Senin (28/2), tapi gagal mencapai kesepakatan. Mereka kemudian menggelar perundingan kedua pada Kamis (3/3).
Dari tiga isu utama perundingan, hanya satu yang berhasil disepakati, yaitu pengaturan koridor kemanusiaan. Lagi-lagi kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata.
(has)