Ramai Warga Rusia Protes Presiden Putin Soal Invasi Ukraina

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Mar 2022 09:21 WIB
Banyak warga Rusia mengecam keputusan Presiden Vladimir Putin soal invasi Rusia ke Ukraina, baik secara langsung maupun di media sosial.
Banyak warga Rusia mengecam keputusan Presiden Vladimir Putin soal invasi Rusia ke Ukraina, baik secara langsung maupun di media sosial. Foto: AP/Alexander Zemlianichenko

Protes anti perang juga tak hanya berlangsung di jalan, melainkan di media sosial, bahkan oleh sejumlah tokoh terkemuka Rusia. Lisa Peskova, putri juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengunggah 'Tidak untuk Perang' dalam bahasa Rusia ke Instagram.

Selain itu, media independen Rusia juga 'membangkang' dengan melaporkan aksi Putin tersebut sebagai invasi.

Hal tersebut membuat regulator komunikasi di Rusia, Roskomnadzor, memerintahkan media independen menghapus pemberitaan yang menjelaskan serangan ke Ukraina sebagai 'serangan, invasi, atau deklarasi perang'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Rusia menekankan terdapat ancaman jika hal ini tidak dilakukan yaitu pemblokiran atau denda.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan media lokal seharusnya mengikuti versi pernyataan resmi atas kejadian itu.

Dalam pernyataan pengawas komunikasi menuduh sejumlah media independen menyebarkan 'informasi tidak benar yang signifikan secara sosial dan tidak bisa diandalkan' tentang penembakan di kota-kota Ukraina dan kematian warga oleh tentara Rusia.

Tuduhan itu meliputi saluran televisi Dozhd dan surat kabar independen terkemuka di Rusia, Novaya Gazeta, yang salah satu editornya dianugerahi Nobel Peace Prize tahun lalu.

Ukraina melaporkan bahwa serangan militer yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak 24 Februari telah menewaskan setidaknya 198 orang, termasuk tiga anak-anak. Ukraina juga menyebut kekhawatiran konflik lebih beasr di Eropa.

Mengutip permintaan dari Kejaksaan Agung, Roskomnadzor mengatakan media akan diblokir kecuali mereka menghapus 'informasi yang tidak dapat diandalkan'.

Kementerian Pertahanan menuduh Novaya Gazeta menyebarkan 'informasi palsu yang disiapkan geng pemabuk nasionalis (Ukraina)'. Pernyataan ini mengikuti Putin yang menyebut kepemimpinan Ukraina sebagai 'gang pecandu narkoba dan neo-Nazi'.

Novaya Gazeta menerbitkan pemberitaan pada Jumat dalam bahasa Rusia dan Ukraina atas solidaritas dengan Ukraina.

"Kami tidak akan pernah mengakui Ukraina sebagai musuh dan bahasa Ukraina sebagai bahasa musuh," kata editor Novaya Gazeta, Muratov, dalam sebuah video.

(wel/chri)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER